Kematian Akibat Covid-19 Turun di Eropa, Sejumlah Negara Perlonggar Lockdown
Selasa, 28 April 2020 - 11:14 WIB
MADRID - Jumlah kematian di beberapa negara Eropa mengalami penurunan yang signifikan pada awal pekan ini. Dengan perkembangan yang positif, Eropa kemungkinan akan membuka lockdown secara penuh dalam waktu dekat.
Saat ini sebagian pemerintah negara Eropa telah membuka lockdown secara bertahap. Anak-anak di Spanyol diperbolehkan bermain di luar untuk pertama kali sejak enam pekan terakhir, sedangkan salon dan toko akan dibuka pekan ini.
“Anak-anak tampak bergembira,” kata Inmaculada Paredes, seorang ibu dua anak yang bermain di lapangan di Spanyol. Mereka tidak hanya bermain lari-larian, tapi juga menaiki sepeda dan scooters.
Ricardo, anak berusia 6 tahun, mengaku senang bisa bermain di luar rumah setelah mendekam selama berminggu-minggu. "Kami bermain petak umpet dan balapan. Kami juga menemukan semut dan mengembalikannya ke rombongannya,” kata Ricardo.
Di bawah peraturan baru, anak-anak diperbolehkan bermain dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 21.00, tapi dilarang bermain melewati batas satu kilometer dari rumah. Dengan 23.000 korban tewas, Spanyol jadi negara dengan angka kematian tertinggi ketiga di dunia.
Sebanyak 288 orang meninggal karena virus corona pada Minggu dan itu menjadi angka terendah selama satu bulan terakhir. Jumlah warga yang meninggal karena infeksi corona mencapai 23.190 orang di Spanyol, sedangkan kasus infeksi virus corona mencapai 207.634 kasus.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan pelonggaran isolasi wilayah pada Sabtu lalu. Namun, pelonggaran itu berbeda tergantung dengan wilayahnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). “Kita tidak tiba-tiba memulihkan aktivitas di semua sektor,” kata Sanchez dilansir Reuters.
“Deekskalasi bertahap dan asimitris,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Italia juga menyatakan toko-toko kemungkinan akan dibuka pada pekan depan tepatnya 4 Mei, sedangkan Prancis masih menunggu perkembangan di lapangan. Para pemimpin diseluruh dunia telah berupaya memulihkan aktivitas sosial dan bisnis secepat mungkin.
Jumlah kasus infeksi virus corona di Italia menunjukkan penurunan hanya 260 kasus baru pada Minggu. Itu menjadi jumlah terendah sejak 14 Maret lalu. Jumlah total warga yang terinfeksi di Italia mencapai 197.675 kasus.
PM Italia Giuseppe Conte mengungkapkan, Italia akan mengizinkan gedung dan pabrik kembali beroperasi pada 4 Mei mendatang. Itu akan menjadi akhir isolasi wilayah terlama di Eropa selama dua bulan lebih.
“Kita memperkirakan tantangan yang kompleks,” kata Conte saat memaparkan peta jalan untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi negara tersebut. “Kita akan hidup bersama virus corona dan kita akan mengadopsi setiap pencegahan yang akan dilakukan,” katanya.
Pabrik, perusahaan konstruksi dan ritel diizinkan beroperasi per 4 Mei mendatang. Khusus restoran dan bar akan dibuka kembali pada awal Juni, tetapi mereka tetap bisa melayani layanan antar. “Pembukaan kembali sesuai dengan kondisi di mana semua perusahaan harus mematuhi protokol keamanan di tempat kerja,” kata Conte. Namun, sekolah tetap akan ditutup hingga awal tahun ajaran baru pada September mendatang.
Namun, WHO menyatakan pasien sembuh tidak imun terhadap infeksi kedua. Karena itu, otoritas terkait di seluruh dunia diminta waspada agar tidak terjadi wabah Covid-19 gelombang kedua.
Wabah Covid-19 telah memaksa lebih dari separuh penduduk bumi mengisolasi diri di rumah dan menyebabkan resesi terburuk sejak be-berapa dekade terakhir. Sejauh ini total 203.000 orang telah tewas dalam lima bulan terakhir, separuh di antaranya merupakan penduduk Eropa.
Negara Eropa yang terdam-pak paling buruk, seperti Italia,Spanyol, Prancis, dan Inggris,melaporkan adanya perkem-bangan positif. Selain angka ke-matian menurun, angka pasienyang terinfeksi Covid-19 jugamulai melambat dibandingkandengan beberapa pekan lalu.
Di Swiss, salon, tempat spa,dan pusat perkebunan jugadiperbolehkan buka kembali.“Ya, bagus, tapi kami juga harusmulai membayar tagihan,” kataFlorian, manajer salon di Lau-sanne, Swiss. Dia menambah-kan, seluruh karyawannya akanmengenakan masker.
Saat ini perusahaan dan pemerintah dunia juga tidak bisa menghapus trauma akibat Covid-19. Beberapa pemerintah bahkan mengharuskan penduduknya memperoleh surat keterangan sehat sebelum bisa kembali bekerja atau pergi ke berbagai tempat.
“Saya berharap dapat memperoleh surat itu sehingga bisa menjenguk ibu saya,” kata Lothar Kopp, warga Berlin yang pernah terinfeksi Covid-19. (Muh Shamil)
Saat ini sebagian pemerintah negara Eropa telah membuka lockdown secara bertahap. Anak-anak di Spanyol diperbolehkan bermain di luar untuk pertama kali sejak enam pekan terakhir, sedangkan salon dan toko akan dibuka pekan ini.
“Anak-anak tampak bergembira,” kata Inmaculada Paredes, seorang ibu dua anak yang bermain di lapangan di Spanyol. Mereka tidak hanya bermain lari-larian, tapi juga menaiki sepeda dan scooters.
Ricardo, anak berusia 6 tahun, mengaku senang bisa bermain di luar rumah setelah mendekam selama berminggu-minggu. "Kami bermain petak umpet dan balapan. Kami juga menemukan semut dan mengembalikannya ke rombongannya,” kata Ricardo.
Di bawah peraturan baru, anak-anak diperbolehkan bermain dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 21.00, tapi dilarang bermain melewati batas satu kilometer dari rumah. Dengan 23.000 korban tewas, Spanyol jadi negara dengan angka kematian tertinggi ketiga di dunia.
Sebanyak 288 orang meninggal karena virus corona pada Minggu dan itu menjadi angka terendah selama satu bulan terakhir. Jumlah warga yang meninggal karena infeksi corona mencapai 23.190 orang di Spanyol, sedangkan kasus infeksi virus corona mencapai 207.634 kasus.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan pelonggaran isolasi wilayah pada Sabtu lalu. Namun, pelonggaran itu berbeda tergantung dengan wilayahnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). “Kita tidak tiba-tiba memulihkan aktivitas di semua sektor,” kata Sanchez dilansir Reuters.
“Deekskalasi bertahap dan asimitris,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Italia juga menyatakan toko-toko kemungkinan akan dibuka pada pekan depan tepatnya 4 Mei, sedangkan Prancis masih menunggu perkembangan di lapangan. Para pemimpin diseluruh dunia telah berupaya memulihkan aktivitas sosial dan bisnis secepat mungkin.
Jumlah kasus infeksi virus corona di Italia menunjukkan penurunan hanya 260 kasus baru pada Minggu. Itu menjadi jumlah terendah sejak 14 Maret lalu. Jumlah total warga yang terinfeksi di Italia mencapai 197.675 kasus.
PM Italia Giuseppe Conte mengungkapkan, Italia akan mengizinkan gedung dan pabrik kembali beroperasi pada 4 Mei mendatang. Itu akan menjadi akhir isolasi wilayah terlama di Eropa selama dua bulan lebih.
“Kita memperkirakan tantangan yang kompleks,” kata Conte saat memaparkan peta jalan untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi negara tersebut. “Kita akan hidup bersama virus corona dan kita akan mengadopsi setiap pencegahan yang akan dilakukan,” katanya.
Pabrik, perusahaan konstruksi dan ritel diizinkan beroperasi per 4 Mei mendatang. Khusus restoran dan bar akan dibuka kembali pada awal Juni, tetapi mereka tetap bisa melayani layanan antar. “Pembukaan kembali sesuai dengan kondisi di mana semua perusahaan harus mematuhi protokol keamanan di tempat kerja,” kata Conte. Namun, sekolah tetap akan ditutup hingga awal tahun ajaran baru pada September mendatang.
Namun, WHO menyatakan pasien sembuh tidak imun terhadap infeksi kedua. Karena itu, otoritas terkait di seluruh dunia diminta waspada agar tidak terjadi wabah Covid-19 gelombang kedua.
Wabah Covid-19 telah memaksa lebih dari separuh penduduk bumi mengisolasi diri di rumah dan menyebabkan resesi terburuk sejak be-berapa dekade terakhir. Sejauh ini total 203.000 orang telah tewas dalam lima bulan terakhir, separuh di antaranya merupakan penduduk Eropa.
Negara Eropa yang terdam-pak paling buruk, seperti Italia,Spanyol, Prancis, dan Inggris,melaporkan adanya perkem-bangan positif. Selain angka ke-matian menurun, angka pasienyang terinfeksi Covid-19 jugamulai melambat dibandingkandengan beberapa pekan lalu.
Di Swiss, salon, tempat spa,dan pusat perkebunan jugadiperbolehkan buka kembali.“Ya, bagus, tapi kami juga harusmulai membayar tagihan,” kataFlorian, manajer salon di Lau-sanne, Swiss. Dia menambah-kan, seluruh karyawannya akanmengenakan masker.
Saat ini perusahaan dan pemerintah dunia juga tidak bisa menghapus trauma akibat Covid-19. Beberapa pemerintah bahkan mengharuskan penduduknya memperoleh surat keterangan sehat sebelum bisa kembali bekerja atau pergi ke berbagai tempat.
“Saya berharap dapat memperoleh surat itu sehingga bisa menjenguk ibu saya,” kata Lothar Kopp, warga Berlin yang pernah terinfeksi Covid-19. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda