Perang Dingin AS-China Telah Dimulai

Jum'at, 10 Juli 2020 - 12:07 WIB
AS telah menuding China agar perempuan Uighur melakukan sterilisasi, melobi Eropa untuk melarang perusahaan keamanan China Nuctech, tidak memberikan visa bagi pejabat china yang bertanggung jawab atas Undang-undang keamanan baru Hong Kong dan memberikan hanya visa kerja selama 90 hari kepada jurnalis China. Konflik AS-China telah menjadi pertarungan ekonomi global dan geopolitik.

Peneliti dari Hinrich Foundation dan CEO konsultan risiko geopolitik Cognoscenti Group, Alan Dupont mengungkapkan, perang dingin antara China dan AS telah terjadi. AS dan China mewakili dua kekuatan berbeda, satu pihak adalah demokrasi liberal dan China adalah negara komunis. Kedua memiliki hasrat untuk menjadi pemimpin tertinggi di dunia. Nilai yang dibangun dalam konflik adalah kekuasaan. “Konflik AS-China bisa berlangsung beberapa dekade ke depan, meskipun kedua belah pihak menghindari konfrontasi militer,” kata Dupont dilansir The Diplomat.

Sebelumnya, Direktur Biro Penyelidikan Federal (FBI) Christopher Wray mengungkapkan, tindakan spionase dan pencurian yang dilakukan pemerintah China telah menjadi “ancaman jangka panjang” bagi masa depan AS. China telah menarget warga China yang tinggal di luar negeri untuk kembali ke kampung halamannya hingga mengganggu penelitian virus corona. (Lihat videonya: Maria Lumowa Berhasil Diekstradisi ke Indonesia, Simak Kronologis Lengkapnya)

“Taruhannya tidak bisa lebih tinggi,” kata Wray, dilansir BBC. "China terlibat dalam upaya (yang dilakukan seluruh) negara itu untuk menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia dengan segala cara yang diperlukan," ujarnya ketika berpidato di Institut Hudson di Washington, Selasa (7/7/2020), waktu setempat. Pidato itu disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.

Pernyataan Wray tersebut menunjukkan bagaimana Washington sekarang melihat Beijing tidak hanya sebagai musuh yang agresif, tetapi juga rival ambisius dalam kepemimpinan global. Pernyataan tersebut merupakan salah satu dalam serangkaian kecaman keras oleh pejabat senior AS tentang topik tersebut. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More