Moskow Respons Keras Seruan Anggota NATO untuk Serang Rusia
Kamis, 01 Desember 2022 - 21:01 WIB
MOSKOW - Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia untuk Latvia memberikan respons keras terhadap seruan Menteri Luar Negeri (Menlu) Latvia Edgars Rinkevics agar wilayah Rusia diserang.
Kedubes Rusia menganggap Rinkevics menghasut "perang skala besar" dengan mendesak NATO mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang wilayah Rusia.
Pada Selasa, Edgars Rinkevics menyarankan, "Kita harus mengizinkan orang Ukraina menggunakan senjata yang saat ini dikerahkan di dalam negeri untuk menargetkan situs rudal atau lapangan udara di Rusia.”
Menurut Rinkevics, blok yang dipimpin Amerika Serikat (AS) "tidak perlu takut" eskalasi dengan Moskow.
Pernyataan Rinkevics muncul dalam wawancara dengan Bloomberg di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Bucharest.
Kedutaan Besar Rusia di Latvia menanggapi pernyataan tersebut pada Rabu (30/11/2022) dengan mengungkapkan kekhawatiran, "Bukan beberapa pakar militer yang gila-gilaan yang menyerukan langkah-langkah seperti itu, tetapi seseorang yang berpangkat tinggi seperti kepala departemen diplomatik Latvia."
"Apa ini jika bukan hasutan untuk melancarkan perang skala besar?" tulis Kedubes Rusia dalam posting di Telegram.
Kedubes Rusia menambahkan, tugas diplomat adalah bekerja menuju penyelesaian konflik secara damai.
“Tampaknya menteri Latvia memiliki gagasannya sendiri, sejujurnya, sangat aneh tentang esensi dan tujuan diplomasi di dunia modern,” papar pernyataan Kedubes Rusia.
Pernyataan tersebut selanjutnya mengklaim seruan menlu Latvia kepada NATO untuk "mengizinkan" Ukraina melakukan tindakan tertentu "sekali lagi menegaskan sifat boneka rezim Kiev, yang tidak berani mengambil satu langkah pun tanpa lampu hijau dari tuan Baratnya.”
Rusia sebelumnya menggambarkan konflik di Ukraina sebagai "perang proksi" yang dilancarkan AS dan NATO.
Moskow juga mengutuk pengiriman senjata Barat ke Kiev, dengan mengatakan senjata hanya memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.
Latvia, bersama dengan tetangganya Estonia dan Lituania, telah menjadi salah satu pendukung Kiev yang paling vokal dalam konfliknya dengan Moskow.
Mereka mendesak lebih banyak bantuan untuk Ukraina dan sanksi Barat yang lebih keras terhadap Rusia.
Pada Senin, Rinkevics mengunjungi Kiev, di mana dia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sekelompok menteri luar negeri dari enam negara Nordik dan Baltik lainnya.
Kedubes Rusia menganggap Rinkevics menghasut "perang skala besar" dengan mendesak NATO mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang wilayah Rusia.
Pada Selasa, Edgars Rinkevics menyarankan, "Kita harus mengizinkan orang Ukraina menggunakan senjata yang saat ini dikerahkan di dalam negeri untuk menargetkan situs rudal atau lapangan udara di Rusia.”
Menurut Rinkevics, blok yang dipimpin Amerika Serikat (AS) "tidak perlu takut" eskalasi dengan Moskow.
Pernyataan Rinkevics muncul dalam wawancara dengan Bloomberg di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Bucharest.
Kedutaan Besar Rusia di Latvia menanggapi pernyataan tersebut pada Rabu (30/11/2022) dengan mengungkapkan kekhawatiran, "Bukan beberapa pakar militer yang gila-gilaan yang menyerukan langkah-langkah seperti itu, tetapi seseorang yang berpangkat tinggi seperti kepala departemen diplomatik Latvia."
"Apa ini jika bukan hasutan untuk melancarkan perang skala besar?" tulis Kedubes Rusia dalam posting di Telegram.
Kedubes Rusia menambahkan, tugas diplomat adalah bekerja menuju penyelesaian konflik secara damai.
“Tampaknya menteri Latvia memiliki gagasannya sendiri, sejujurnya, sangat aneh tentang esensi dan tujuan diplomasi di dunia modern,” papar pernyataan Kedubes Rusia.
Pernyataan tersebut selanjutnya mengklaim seruan menlu Latvia kepada NATO untuk "mengizinkan" Ukraina melakukan tindakan tertentu "sekali lagi menegaskan sifat boneka rezim Kiev, yang tidak berani mengambil satu langkah pun tanpa lampu hijau dari tuan Baratnya.”
Rusia sebelumnya menggambarkan konflik di Ukraina sebagai "perang proksi" yang dilancarkan AS dan NATO.
Moskow juga mengutuk pengiriman senjata Barat ke Kiev, dengan mengatakan senjata hanya memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.
Latvia, bersama dengan tetangganya Estonia dan Lituania, telah menjadi salah satu pendukung Kiev yang paling vokal dalam konfliknya dengan Moskow.
Mereka mendesak lebih banyak bantuan untuk Ukraina dan sanksi Barat yang lebih keras terhadap Rusia.
Pada Senin, Rinkevics mengunjungi Kiev, di mana dia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sekelompok menteri luar negeri dari enam negara Nordik dan Baltik lainnya.
(sya)
tulis komentar anda