AS Desak PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korut, Adik Kim Jong-un Naik Pitam
Selasa, 22 November 2022 - 22:50 WIB
Korut mengatakan kegiatan pengujiannya adalah latihan yang sah dari haknya untuk membela diri sebagai tanggapan atas latihan militer reguler antara AS dan Korea Selatan (Korsel) yang dipandang sebagai latihan invasi. Namun pejabat Washington dan Seoul mengatakan latihan itu bersifat defensif.
Kim Yo-jong mengatakan fakta bahwa peluncuran ICBM Korut dibahas di Dewan Keamanan adalah bukti penerapan standar ganda oleh badan PBB karena menutup mata terhadap latihan militer AS-Korea Selatan.
Dia mengatakan Korut tidak akan mentolerir setiap upaya untuk merusak haknya untuk membela diri dan akan mengambil perlawanan terberat sampai akhir untuk melindungi keamanan nasionalnya.
Sebelumnya, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, menyebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "boneka Amerika Serikat".
Selama pertemuan Dewan Keamanan, AS dan sekutunya mengkritik keras peluncuran ICBM dan menyerukan tindakan untuk membatasi program nuklir dan misil Korut. Tetapi Rusia dan China, keduanya anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, menentang setiap tekanan dan sanksi baru terhadap Korut.
Pada bulan Mei lalu, kedua negara memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korut atas uji coba rudal balistik sebelumnya, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ada kekhawatiran bahwa Korut akan segera melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Status kemampuan nuklir Korut sendiri tetap dirahasiakan. Beberapa analis mengatakan Korut sudah memiliki rudal bersenjata nuklir yang dapat menyerang daratan AS dan sekutunya Korsel serta Jepang, tetapi yang lain mengatakan Korut masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk memiliki rudal semacam itu.
Kim Yo-jong mengatakan fakta bahwa peluncuran ICBM Korut dibahas di Dewan Keamanan adalah bukti penerapan standar ganda oleh badan PBB karena menutup mata terhadap latihan militer AS-Korea Selatan.
Dia mengatakan Korut tidak akan mentolerir setiap upaya untuk merusak haknya untuk membela diri dan akan mengambil perlawanan terberat sampai akhir untuk melindungi keamanan nasionalnya.
Sebelumnya, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, menyebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "boneka Amerika Serikat".
Selama pertemuan Dewan Keamanan, AS dan sekutunya mengkritik keras peluncuran ICBM dan menyerukan tindakan untuk membatasi program nuklir dan misil Korut. Tetapi Rusia dan China, keduanya anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, menentang setiap tekanan dan sanksi baru terhadap Korut.
Pada bulan Mei lalu, kedua negara memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korut atas uji coba rudal balistik sebelumnya, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ada kekhawatiran bahwa Korut akan segera melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Status kemampuan nuklir Korut sendiri tetap dirahasiakan. Beberapa analis mengatakan Korut sudah memiliki rudal bersenjata nuklir yang dapat menyerang daratan AS dan sekutunya Korsel serta Jepang, tetapi yang lain mengatakan Korut masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk memiliki rudal semacam itu.
tulis komentar anda