Jepang: Rudal Antarbenua yang Ditembakkan Korut Mampu Jangkau Daratan AS
Sabtu, 19 November 2022 - 00:49 WIB
Pada bulan Maret tahun ini, rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un melakukan peluncuran ICBM pertamanya yang sukses dalam lebih dari empat tahun, dengan data penerbangan menunjukkan bahwa ia dapat mencapai seluruh daratan AS.
Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang mengadakan pertemuan dengan para pemimpin regional di sela-sela KTT APEC untuk membahas peluncuran ICBM Korut, mengatakan bahwa perilaku Korea Utara membuat kawasan tidak stabil dan meningkatkan ketegangan.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan para pejabat untuk mendorong sanksi yang lebih kuat terhadap Utara.
Peluncuran ICBM itu terjadi sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek sambil mengancam akan memberikan respons militer yang lebih keras terhadap upaya AS untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di kawasan itu dengan sekutunya, dengan mengatakan Washington mengambil "pertaruhan yang akan disesalinya".
Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mengatakan bahwa: "Korea Utara meluncurkan ICBM dari dekat pantai barat Semenanjung Korea sekitar pukul 10.14 (01.14 GMT) hari ini."
Menurut militer Korea Selatan, rudal itu terbang 1.000 km (621 mil) pada ketinggian 6.100 km dan kecepatan Mach 22. "Itu provokasi serius yang merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea," kata kementerian tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan kepada wartawan bahwa ICBM yang ditembakkan Korut telah mencapai pada “lintasan tinggi”—yang berarti rudal tersebut ditembakkan, bukan keluar, biasanya untuk menghindari negara-negara tetangga.
“Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan lintasan, rudal balistik kali ini dapat memiliki kemampuan jangkauan 15.000 km, tergantung pada berat hulu ledaknya, dan jika demikian, berarti daratan AS berada dalam jangkauannya," katanya, seperti dikutip The Guardian.
Berbicara di KTT APEC, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau ikut mengutuk peluncuran rudal tersebut.
Albanese mengatakan Australia siap menjadi bagian dari respons global, sementara Trudeau mengatakan uji coba rudal itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang mengadakan pertemuan dengan para pemimpin regional di sela-sela KTT APEC untuk membahas peluncuran ICBM Korut, mengatakan bahwa perilaku Korea Utara membuat kawasan tidak stabil dan meningkatkan ketegangan.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan para pejabat untuk mendorong sanksi yang lebih kuat terhadap Utara.
Peluncuran ICBM itu terjadi sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek sambil mengancam akan memberikan respons militer yang lebih keras terhadap upaya AS untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di kawasan itu dengan sekutunya, dengan mengatakan Washington mengambil "pertaruhan yang akan disesalinya".
Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mengatakan bahwa: "Korea Utara meluncurkan ICBM dari dekat pantai barat Semenanjung Korea sekitar pukul 10.14 (01.14 GMT) hari ini."
Menurut militer Korea Selatan, rudal itu terbang 1.000 km (621 mil) pada ketinggian 6.100 km dan kecepatan Mach 22. "Itu provokasi serius yang merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea," kata kementerian tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan kepada wartawan bahwa ICBM yang ditembakkan Korut telah mencapai pada “lintasan tinggi”—yang berarti rudal tersebut ditembakkan, bukan keluar, biasanya untuk menghindari negara-negara tetangga.
“Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan lintasan, rudal balistik kali ini dapat memiliki kemampuan jangkauan 15.000 km, tergantung pada berat hulu ledaknya, dan jika demikian, berarti daratan AS berada dalam jangkauannya," katanya, seperti dikutip The Guardian.
Berbicara di KTT APEC, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau ikut mengutuk peluncuran rudal tersebut.
Albanese mengatakan Australia siap menjadi bagian dari respons global, sementara Trudeau mengatakan uji coba rudal itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Lihat Juga :
tulis komentar anda