Jepang: Rudal Antarbenua yang Ditembakkan Korut Mampu Jangkau Daratan AS

Sabtu, 19 November 2022 - 00:49 WIB
Rudal balistik antarbenua (ICBM) yang ditembakkan Korea Utara memiliki kemampuan untuk menghantam daratan Amerika Serikat. Foto/KCNA via REUTERS
TOKYO - Korea Utara (Korut) telah menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang pada hari Jumat (18/11/2022).

Pejabat top pertahanan Jepang mengatakan misil Pyongyang itu memiliki kemampuan untuk menjangkau daratan Amerika Serikat (AS).

AS, Jepang, dan Korea Selatan mengutuk Korea Utara karena meluncurkan rudal tersebut, yang mendarat sekitar 200 km (124 mil) barat pulau Oshima di prefektur utara Hokkaido. Tidak ada laporan kerusakan kapal di lokasi hantaman ICBM tersebut.

“Kami secara alami mengajukan protes keras terhadap Korea Utara, yang telah mengulangi provokasinya dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida kepada wartawan di Thailand, di mana dia menghadiri pertemuan puncak (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).





“Kami telah memberi tahu (Pyongyang) bahwa kami benar-benar tidak dapat mentoleransi tindakan seperti itu,” kata Kishida.

“Jepang, AS, dan Korea Selatan harus berkoordinasi erat untuk bekerja menuju denuklirisasi Korea Utara sepenuhnya.”

Peluncuran rudal hari Jumat akan menambah kekhawatiran bahwa Korut telah membuat kemajuan signifikan dalam mengembangkan senjata yang mampu mengirim hulu ledak nuklir ke manapun di AS.

Korea Utara memiliki dua jenis ICBM lainnya—Hwasong-14 dan Hwasong-15—dan uji peluncuran mereka pada tahun 2017 membuktikan bahwa mereka berpotensi mencapai bagian dari daratan AS.

Pada bulan Maret tahun ini, rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un melakukan peluncuran ICBM pertamanya yang sukses dalam lebih dari empat tahun, dengan data penerbangan menunjukkan bahwa ia dapat mencapai seluruh daratan AS.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang mengadakan pertemuan dengan para pemimpin regional di sela-sela KTT APEC untuk membahas peluncuran ICBM Korut, mengatakan bahwa perilaku Korea Utara membuat kawasan tidak stabil dan meningkatkan ketegangan.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan para pejabat untuk mendorong sanksi yang lebih kuat terhadap Utara.

Peluncuran ICBM itu terjadi sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek sambil mengancam akan memberikan respons militer yang lebih keras terhadap upaya AS untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di kawasan itu dengan sekutunya, dengan mengatakan Washington mengambil "pertaruhan yang akan disesalinya".

Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mengatakan bahwa: "Korea Utara meluncurkan ICBM dari dekat pantai barat Semenanjung Korea sekitar pukul 10.14 (01.14 GMT) hari ini."

Menurut militer Korea Selatan, rudal itu terbang 1.000 km (621 mil) pada ketinggian 6.100 km dan kecepatan Mach 22. "Itu provokasi serius yang merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea," kata kementerian tersebut.

Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan kepada wartawan bahwa ICBM yang ditembakkan Korut telah mencapai pada “lintasan tinggi”—yang berarti rudal tersebut ditembakkan, bukan keluar, biasanya untuk menghindari negara-negara tetangga.

“Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan lintasan, rudal balistik kali ini dapat memiliki kemampuan jangkauan 15.000 km, tergantung pada berat hulu ledaknya, dan jika demikian, berarti daratan AS berada dalam jangkauannya," katanya, seperti dikutip The Guardian.

Berbicara di KTT APEC, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau ikut mengutuk peluncuran rudal tersebut.

Albanese mengatakan Australia siap menjadi bagian dari respons global, sementara Trudeau mengatakan uji coba rudal itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Peluncuran tersebut merupakan uji ICBM kedua oleh Korea Utara pada bulan ini. Para pakar asing mengatakan bahwa ICBM yang ditembakkan oleh Korea Utara pada 3 November gagal di tengah penerbangan. Tes misil saat itu diyakini melibatkan tipe baru ICBM yang sedang dikembangkan.

Tahun ini Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB—yang telah memberikan sanksi kepada negara tersebut atas program rudal dan senjata nuklirnya.

Korea Utara juga menembakkan ratusan peluru artileri ke laut baru-baru ini saat Korea Selatan dan AS mengadakan latihan perang gabungan, beberapa di antaranya melibatkan Jepang.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More