Profil Hibatullah Akhundzada, Pemimpin Tertinggi Taliban Afghanistan
Kamis, 17 November 2022 - 15:02 WIB
Akhundzada diketahui berusia 60-an tahun dan telah menjalani sebagian besar hidupnya di Afghanistan.
Menurut para ahli, dia mempertahankan hubungan dekat dengan apa yang disebut “Quetta Shura”, para pemimpin Taliban Afghanistan disebut berbasis di kota Quetta, Pakistan.
Sebagai Panglima tertinggi di kelompok tersebut, Hibatullah Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer, dan agama.
Selain itu, Hibatullah Akhundzada mengawali karier sebagai pemimpin tersebut bermula ketika dia bergabung dengan Taliban pada tahun 1994, dan menjadi salah satu anggota. Setelah mereka menguasai Provinsi Farah pada tahun 1995, dia menjadi bagian dari polisi anti-kejahatan di sana.
Kemudian, dia menjadi kepala pengadilan militer Taliban di timur Provinsi Nangarhar dan kemudian menjadi wakil kepala Mahkamah Agung. Dia kemudian pindah ke Kandahar di mana dia menjadi instruktur di Madrasah Jihadi, sebuah seminari yang dipelihara oleh pemimpin dan pendiri Taliban Mohammed Omar.
Begitu banyak kisah sejarah yang di alami oleh Hibatullah Akhundzada untuk menjadi pemimpin. Setelah melalui masa yang campur aduk, kemudian Hibatullah Akhundzada diangkat sebagai pemimpin tertinggi Taliban pada 25 Mei 2016, menggantikan Mansour yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS.
Terungkap pada 14 September 2021 bahwa Hibatullah Akhundzada tidak terlihat di depan umum sejak Taliban menguasai Kabul, sehingga menimbulkan sepekulasi bahwa dia mungkin sudah meninggal.
Kematian pemimpin pendiri Taliban Mohammad Omar sebelumnya disembunyikan selama dua tahun.
Tak hanya itu, pejabat Taliban mengatakan Hibatullah Akhundzada tampil di depan umum di Madrasah Darul Ulum Hakimah di Kandahar pada 30 Oktober 2021. Tidak ada foto atau video yang dirilis, tetapi rekaman audio sepuluh menit dibagikan oleh akun media sosial Taliban, membantah rumor kematiannya.
MG/ Nurul Faiza Ridha Vadellah
Menurut para ahli, dia mempertahankan hubungan dekat dengan apa yang disebut “Quetta Shura”, para pemimpin Taliban Afghanistan disebut berbasis di kota Quetta, Pakistan.
Sebagai Panglima tertinggi di kelompok tersebut, Hibatullah Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer, dan agama.
Selain itu, Hibatullah Akhundzada mengawali karier sebagai pemimpin tersebut bermula ketika dia bergabung dengan Taliban pada tahun 1994, dan menjadi salah satu anggota. Setelah mereka menguasai Provinsi Farah pada tahun 1995, dia menjadi bagian dari polisi anti-kejahatan di sana.
Kemudian, dia menjadi kepala pengadilan militer Taliban di timur Provinsi Nangarhar dan kemudian menjadi wakil kepala Mahkamah Agung. Dia kemudian pindah ke Kandahar di mana dia menjadi instruktur di Madrasah Jihadi, sebuah seminari yang dipelihara oleh pemimpin dan pendiri Taliban Mohammed Omar.
Begitu banyak kisah sejarah yang di alami oleh Hibatullah Akhundzada untuk menjadi pemimpin. Setelah melalui masa yang campur aduk, kemudian Hibatullah Akhundzada diangkat sebagai pemimpin tertinggi Taliban pada 25 Mei 2016, menggantikan Mansour yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS.
Terungkap pada 14 September 2021 bahwa Hibatullah Akhundzada tidak terlihat di depan umum sejak Taliban menguasai Kabul, sehingga menimbulkan sepekulasi bahwa dia mungkin sudah meninggal.
Kematian pemimpin pendiri Taliban Mohammad Omar sebelumnya disembunyikan selama dua tahun.
Tak hanya itu, pejabat Taliban mengatakan Hibatullah Akhundzada tampil di depan umum di Madrasah Darul Ulum Hakimah di Kandahar pada 30 Oktober 2021. Tidak ada foto atau video yang dirilis, tetapi rekaman audio sepuluh menit dibagikan oleh akun media sosial Taliban, membantah rumor kematiannya.
MG/ Nurul Faiza Ridha Vadellah
tulis komentar anda