Profil Hibatullah Akhundzada, Pemimpin Tertinggi Taliban Afghanistan
Kamis, 17 November 2022 - 15:02 WIB
JAKARTA - Hibatullah Akhundzada adalah seorang pemimpin politik dan agama Taliban di Afghanistan.
Dia menjabat panglima tertinggi Taliban sejak mei 2016, kemudian sekarang menjadi pemimpin pemerintah yang diberi nama Imarah atau Emirat Islam Afghanistan.
Akhundzada juga terkenal karena fatwanya tentang masalah Taliban. Dia menjabat sebagai hakim Islam dari pengadilan syariah dari Emirat Islam Afghanistan.
Tidak seperti banyak pemimpin Taliban, dia bukan dari latar belakang militan.
Akhundzada lahir di distrik Panjwayi di Provinsi Kandahar di Afghanistan. Sebagai Pashtun, dia berasal dari suku Nurzai.
Nama depannya, Hibatullah, yang dalam bahasa Arab berarti “hadiah dari Tuhan”. Ayahnya, Muhammad Akhund, adalah seorang ulama dan imam masjid Malook di desa Safid Rawan.
Menyusul runtuhnya Republik Islam Afghanistan, Akhundzada segera dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi otoritas agama dan politik atas Imarah Islam Afghanistan.
Pada 1980-an, dia berpartisipasi dalam perlawanan Islam terhadap kampanye militer Soviet di Afghanistan, tetapi reputasinya lebih sebagai pemimpin agama daripada komandan militer. Lalu, Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah pada 1990-an.
Setelah pertama kali merebut kekuasaan pada 1990-an, Taliban memperkenalkan dan mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi ketat mereka terhadap hukum Islam yang mana mereka mengeksekusi pembunuh dan pezina di depan umum dan mengamputasi anggota tubuh pencuri.
Dia menjabat panglima tertinggi Taliban sejak mei 2016, kemudian sekarang menjadi pemimpin pemerintah yang diberi nama Imarah atau Emirat Islam Afghanistan.
Akhundzada juga terkenal karena fatwanya tentang masalah Taliban. Dia menjabat sebagai hakim Islam dari pengadilan syariah dari Emirat Islam Afghanistan.
Tidak seperti banyak pemimpin Taliban, dia bukan dari latar belakang militan.
Akhundzada lahir di distrik Panjwayi di Provinsi Kandahar di Afghanistan. Sebagai Pashtun, dia berasal dari suku Nurzai.
Nama depannya, Hibatullah, yang dalam bahasa Arab berarti “hadiah dari Tuhan”. Ayahnya, Muhammad Akhund, adalah seorang ulama dan imam masjid Malook di desa Safid Rawan.
Menyusul runtuhnya Republik Islam Afghanistan, Akhundzada segera dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi otoritas agama dan politik atas Imarah Islam Afghanistan.
Pada 1980-an, dia berpartisipasi dalam perlawanan Islam terhadap kampanye militer Soviet di Afghanistan, tetapi reputasinya lebih sebagai pemimpin agama daripada komandan militer. Lalu, Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah pada 1990-an.
Setelah pertama kali merebut kekuasaan pada 1990-an, Taliban memperkenalkan dan mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi ketat mereka terhadap hukum Islam yang mana mereka mengeksekusi pembunuh dan pezina di depan umum dan mengamputasi anggota tubuh pencuri.
tulis komentar anda