Thailand Tunjuk Gubernur Wanita Muslim Pertama
Kamis, 17 November 2022 - 02:18 WIB
BANGKOK - Thailand telah menunjuk gubernur wanita Muslim pertama. Pengamat menilai hali ini sebuah tanda “peningkatan wanita Muslim dalam politik.”
Pateemoh Sadeeyamu (57) telah ditunjuk sebagai gubernur baru di provinsi Pattani selatan. Kabinet Thailand menyetujui pengangkatan tersebut pada hari Selasa lalu.
“Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Muslim dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” kata Yasmin Sattar, Wakil Dekan Akademik, Penelitian dan Luar Negeri di Universitas Prince of Songkla, Pattani.
“Kita bisa melihat peningkatan perempuan Muslim dalam politik,” kata Sattar tentang Sadeeyamu seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (17/11/2022).
Dari 77 provinsi, empat provinsi selatan Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkla telah mengalami konflik selama beberapa dekade dengan Front Revolusioner Nasional sebagai kelompok pemberontak utama.
Penunjukkan Sadeeyamu sebagai gubernur provinsi dipandang sebagai “sangat penting bagi persepsi positif terhadap Muslim kebanyakan.”
"Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik," kata Sattar mengenai upaya perdamaian antara pemerintah Thailand dan kelompok pemberontak di wilayah selatan.
Dengan karir selama hampir 29 tahun di Kementerian Dalam Negeri di negara mayoritas Buddha, Sadeeyamu sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur provinsi Narathiwat.
Memulai karirnya tiga dekade lalu, Sadeeyamu bertugas di provinsi selatan Ranong, Yala, dan Pattani.
Dia juga menjabat sebagai direktur kantor administrasi pusat dari Pusat Administrasi Provinsi Perbatasan Selatan sebelum diangkat sebagai wakil gubernur provinsi Phatthalung dan kemudian Narathiwat dari mana dia dipilih untuk mengepalai provinsi Pattani.
Pemberontakan di Thailand selatan berawal pada tahun 1948 sebagai konflik etnis dan agama di wilayah sejarah Melayu Patani.
Menurut data pemerintah Provinsi Pattani Selatan, Yala, Narathiwat, dan Songkhla memiliki komunitas Melayu-Muslim yang besar – Patani – dengan 1,4 juta penduduk.
Pemerintah Thailand memberlakukan darurat militer di tiga provinsi mayoritas Muslim di Thailand selatan – Pattani, Narathiwat, dan Yala – menyusul kekerasan mematikan pada tahun 2004.
Menurut kelompok pemantau Deep South Watch, lebih dari 7.000 orang tewas dan 13.000 terluka dalam konflik bersenjata dari 2004-2020.
Pateemoh Sadeeyamu (57) telah ditunjuk sebagai gubernur baru di provinsi Pattani selatan. Kabinet Thailand menyetujui pengangkatan tersebut pada hari Selasa lalu.
“Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Muslim dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” kata Yasmin Sattar, Wakil Dekan Akademik, Penelitian dan Luar Negeri di Universitas Prince of Songkla, Pattani.
“Kita bisa melihat peningkatan perempuan Muslim dalam politik,” kata Sattar tentang Sadeeyamu seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (17/11/2022).
Dari 77 provinsi, empat provinsi selatan Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkla telah mengalami konflik selama beberapa dekade dengan Front Revolusioner Nasional sebagai kelompok pemberontak utama.
Penunjukkan Sadeeyamu sebagai gubernur provinsi dipandang sebagai “sangat penting bagi persepsi positif terhadap Muslim kebanyakan.”
"Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik," kata Sattar mengenai upaya perdamaian antara pemerintah Thailand dan kelompok pemberontak di wilayah selatan.
Dengan karir selama hampir 29 tahun di Kementerian Dalam Negeri di negara mayoritas Buddha, Sadeeyamu sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur provinsi Narathiwat.
Memulai karirnya tiga dekade lalu, Sadeeyamu bertugas di provinsi selatan Ranong, Yala, dan Pattani.
Dia juga menjabat sebagai direktur kantor administrasi pusat dari Pusat Administrasi Provinsi Perbatasan Selatan sebelum diangkat sebagai wakil gubernur provinsi Phatthalung dan kemudian Narathiwat dari mana dia dipilih untuk mengepalai provinsi Pattani.
Pemberontakan di Thailand selatan berawal pada tahun 1948 sebagai konflik etnis dan agama di wilayah sejarah Melayu Patani.
Menurut data pemerintah Provinsi Pattani Selatan, Yala, Narathiwat, dan Songkhla memiliki komunitas Melayu-Muslim yang besar – Patani – dengan 1,4 juta penduduk.
Pemerintah Thailand memberlakukan darurat militer di tiga provinsi mayoritas Muslim di Thailand selatan – Pattani, Narathiwat, dan Yala – menyusul kekerasan mematikan pada tahun 2004.
Menurut kelompok pemantau Deep South Watch, lebih dari 7.000 orang tewas dan 13.000 terluka dalam konflik bersenjata dari 2004-2020.
(ian)
tulis komentar anda