Pembantaian Tempat Penitipan Anak di Thailand: Kisah Anak 3 Tahun yang Selamat
loading...
A
A
A
BANGKOK - Emmy yang berusia tiga tahun sedang tidur siang di samping sahabatnya di sebuah pusat penitipan anak di Thailand utara ketika pelaku penyerangan masuk, bersenjatakan pistol dan pisau.
Kelas 11 anak-anak, semuanya berusia sekitar tiga tahun, sebelumnya sibuk menggambar dan menulis. Sekitar pukul 10.00 waktu setempat, para guru mengirimkan update foto kepada semua orang tua dari anak-anak yang tersenyum ceria.
Dua jam kemudian, pada waktu tidur siang, mantan polisi Panya Kamrab menyerbu gedung. Saksi mata mengatakan dia pertama kali menembak staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan, sebelum memaksa masuk ke masing-masing dari tiga ruang kelas taman kanak-kanak.
Dia membunuh semua teman Emmy saat mereka tidur.
Tidak jelas bagaimana dia bertahan. Dia ditemukan terjaga, meringkuk di samping mayat teman-teman sekelasnya.
"Dia tidak tahu apa yang terjadi ketika dia bangun," kakeknya yang berusia 59 tahun, Somsak Srithong.
"Dia mengira teman-temannya masih tidur. Seorang petugas polisi menutupi wajahnya dengan kain dan membawanya pergi dari semua lokasi yang penuh darah," imbuhnya seperti dilansir dari BBC, Selasa (11/10/2022).
Tim penyelamat membawa Emmy ke lantai dua untuk melindunginya dari kengerian. Mereka kemudian menyisir dua kelas lainnya, dengan putus asa berharap menemukan korban lain yang masih hidup.
Dia adalah satu-satunya anak yang hidup melalui pembantaian di Nong Bua Lamphu pada hari Kamis lalu. Total 37 orang tewas - termasuk istri dan anak tiri pelaku penyerangan - dan 24 di antaranya adalah anak-anak.
Kelas 11 anak-anak, semuanya berusia sekitar tiga tahun, sebelumnya sibuk menggambar dan menulis. Sekitar pukul 10.00 waktu setempat, para guru mengirimkan update foto kepada semua orang tua dari anak-anak yang tersenyum ceria.
Dua jam kemudian, pada waktu tidur siang, mantan polisi Panya Kamrab menyerbu gedung. Saksi mata mengatakan dia pertama kali menembak staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan, sebelum memaksa masuk ke masing-masing dari tiga ruang kelas taman kanak-kanak.
Dia membunuh semua teman Emmy saat mereka tidur.
Tidak jelas bagaimana dia bertahan. Dia ditemukan terjaga, meringkuk di samping mayat teman-teman sekelasnya.
"Dia tidak tahu apa yang terjadi ketika dia bangun," kakeknya yang berusia 59 tahun, Somsak Srithong.
"Dia mengira teman-temannya masih tidur. Seorang petugas polisi menutupi wajahnya dengan kain dan membawanya pergi dari semua lokasi yang penuh darah," imbuhnya seperti dilansir dari BBC, Selasa (11/10/2022).
Tim penyelamat membawa Emmy ke lantai dua untuk melindunginya dari kengerian. Mereka kemudian menyisir dua kelas lainnya, dengan putus asa berharap menemukan korban lain yang masih hidup.
Dia adalah satu-satunya anak yang hidup melalui pembantaian di Nong Bua Lamphu pada hari Kamis lalu. Total 37 orang tewas - termasuk istri dan anak tiri pelaku penyerangan - dan 24 di antaranya adalah anak-anak.