Medvedev: Insiden Rudal Polandia Tunjukkan Barat Kian Mendekati Perang Dunia
Rabu, 16 November 2022 - 19:30 WIB
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan pada Rabu (16/11/2022), bahwa dugaan serangan rudal di wilayah Polandia menunjukkan bahwa Barat bergerak lebih dekat ke Perang Dunia lainnya.
"Insiden dengan dugaan 'serangan rudal' Ukraina di sebuah peternakan Polandia membuktikan hanya satu hal: mengobarkan perang hibrida melawan Rusia, Barat bergerak lebih dekat ke perang dunia," tulis Medvedev di Twitter, seperti dikutip dari Reuters.
Polandia yang juga anggota NATO mengatakan sebelumnya, bahwa negara itu tidak memiliki bukti nyata yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal, yang menghantam fasilitas gandum Polandia sekitar 6 km dari perbatasan Ukraina dan menewaskan dua orang.
Menurut Presiden Polandia, Andrzej Duda, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan siapa yang meluncurkan rudal ini. Kementerian Luar Negeri Polandia bersikeras bahwa itu adalah rudal buatan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mencap klaim oleh media Polandia dan pejabat tentang dugaan jatuhnya rudal Rusia di Polandia sebagai provokasi, karena tidak ada serangan Rusia di dekat perbatasan Ukraina-Polandia. Badan militer Rusia menunjukkan bahwa foto-foto puing-puing dari lokasi kecelakaan yang dipublikasikan tidak memiliki kesamaan dengan senjata Rusia.
Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, bahwa Rusia tidak terlibat dalam insiden rudal yang jatuh di tanah Polandia. “Saya harus menghormati posisi Rusia yang mengatakan bahwa itu bukan misilnya. Ini penting bagi kami,” kata Erdogan menjawab pertanyaan dari TASS.
Pemimpin Turki itu juga menyerukan penyelidikan rinci atas insiden tersebut. Erdogan menunjuk apa yang dia rasakan sebagai pernyataan penting oleh Presiden AS Joe Biden, yang mencatat bahwa rudal, yang mendarat di tanah Polandia, bukan buatan Rusia.
“[Kanselir Jerman Olaf] Scholz mengatakan mereka berhubungan satu sama lain seperti enam negara NATO. Ada juga pernyataan Biden. Saya percaya bahwa bersikeras bahwa rudal itu buatan Rusia akan memperburuk masalah ini,” kata Erdogan.
“Kami mencoba untuk membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan sesegera mungkin. Dalam hal ini, kami percaya bahwa metode provokasi seperti itu bukanlah cara yang tepat. Jalan menuju perdamaian terletak melalui dialog," tegas pemimpin Turki itu.
"Insiden dengan dugaan 'serangan rudal' Ukraina di sebuah peternakan Polandia membuktikan hanya satu hal: mengobarkan perang hibrida melawan Rusia, Barat bergerak lebih dekat ke perang dunia," tulis Medvedev di Twitter, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Polandia yang juga anggota NATO mengatakan sebelumnya, bahwa negara itu tidak memiliki bukti nyata yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal, yang menghantam fasilitas gandum Polandia sekitar 6 km dari perbatasan Ukraina dan menewaskan dua orang.
Menurut Presiden Polandia, Andrzej Duda, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan siapa yang meluncurkan rudal ini. Kementerian Luar Negeri Polandia bersikeras bahwa itu adalah rudal buatan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mencap klaim oleh media Polandia dan pejabat tentang dugaan jatuhnya rudal Rusia di Polandia sebagai provokasi, karena tidak ada serangan Rusia di dekat perbatasan Ukraina-Polandia. Badan militer Rusia menunjukkan bahwa foto-foto puing-puing dari lokasi kecelakaan yang dipublikasikan tidak memiliki kesamaan dengan senjata Rusia.
Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, bahwa Rusia tidak terlibat dalam insiden rudal yang jatuh di tanah Polandia. “Saya harus menghormati posisi Rusia yang mengatakan bahwa itu bukan misilnya. Ini penting bagi kami,” kata Erdogan menjawab pertanyaan dari TASS.
Pemimpin Turki itu juga menyerukan penyelidikan rinci atas insiden tersebut. Erdogan menunjuk apa yang dia rasakan sebagai pernyataan penting oleh Presiden AS Joe Biden, yang mencatat bahwa rudal, yang mendarat di tanah Polandia, bukan buatan Rusia.
“[Kanselir Jerman Olaf] Scholz mengatakan mereka berhubungan satu sama lain seperti enam negara NATO. Ada juga pernyataan Biden. Saya percaya bahwa bersikeras bahwa rudal itu buatan Rusia akan memperburuk masalah ini,” kata Erdogan.
“Kami mencoba untuk membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan sesegera mungkin. Dalam hal ini, kami percaya bahwa metode provokasi seperti itu bukanlah cara yang tepat. Jalan menuju perdamaian terletak melalui dialog," tegas pemimpin Turki itu.
(esn)
tulis komentar anda