China: Pemerasan Nuklir oleh Amerika Serikat akan Gagal

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 14:01 WIB
Militer Amerika Serikat meluncurkan rudal jelajah di San Nicolas Island, California, AS, 18 Agustus 2019. Foto/Scott Howe/Department of Defense/REUTERS
BEIJING - China menegaskan setiap upaya "pemerasan nuklir" oleh Amerika Serikat (AS) akan gagal. Beijing menuduh Washington mendorong konfrontasi antara kekuatan global setelah mengeluarkan Nuclear Posture Review (NPR) terbaru.

Ditanya tentang dokumen yang baru-baru ini diterbitkan yang menjabarkan kebijakan senjata nuklir AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, “NPR sangat menentang Perang Dingin dan mentalitas zero-sum dan menggunakan senjata nuklir sebagai alat untuk memajukan agenda geopolitik (AS)."

"Saya perlu menekankan bahwa dalam NPR terbaru ini, AS telah membuat pernyataan dan tuduhan yang tidak bertanggung jawab serta spekulasi tak berdasar tentang modernisasi normal kekuatan nuklir China," tegas Wang kepada wartawan pada Jumat.





Dia menambahkan, “Amerika Serikat telah secara khusus menyesuaikan suatu strategi pencegahan nuklir terhadap Beijing.”

“China sangat prihatin dan dengan tegas menentang langkah tersebut. Mari saya jelaskan bahwa kita memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk menjaga kepentingan keamanan nasional kita. Pemerasan nuklir AS tidak akan berhasil di China,” tegas dia.

China menganggap strategi baru AS, versi tidak rahasia yang diterbitkan pada Kamis, melanggar janji kampanye yang dibuat Presiden Joe Biden, membiarkan pintu terbuka untuk tanggapan nuklir terhadap serangan non-nuklir.



Meski Biden bersikeras bahwa "satu-satunya tujuan" persenjataan nuklir Amerika adalah untuk mencegah atau membalas penggunaan bom pertama kali, NPR yang disetujui Gedung Putih menyimpulkan pendekatan semacam itu "akan menghasilkan tingkat risiko yang tidak dapat diterima, mengingat jangkauan kemampuan non-nuklir yang sedang dikembangkan dan dikerahkan oleh para pesaing.”

Wang melanjutkan dengan mengatakan, “Kebijakan Amerika yang diperbarui menurunkan ambang batas untuk menggunakan senjata nuklir sementara pada saat yang sama meningkatkan apa yang disebut ancaman nuklir dari negara-negara tertentu.”

“AS memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, dan terus meningkatkan ‘triad nuklirnya’ dan secara selektif memajukan proses pengendalian senjata nuklir internasional hanya ketika melakukannya berfungsi untuk menekan negara-negara yang dilihatnya sebagai saingan,” ujar dia.

“Apa yang ada di balik kebijakan AS adalah logika hegemoniknya untuk mencari keunggulan militer absolut, yang dapat memicu perlombaan senjata nuklir,” papar dia.

Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan China sebagai pesaing utama dan perhatian utama Washington, dengan Pentagon mengatakan Beijing merupakan "tantangan paling komprehensif dan serius bagi keamanan nasional AS" dalam Strategi Pertahanan Nasional barunya, yang juga diterbitkan Kamis bersama NPR terbaru dan Review Pertahanan Rudal.

Ketegangan meningkat antara kedua negara sejak Agustus, ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan meskipun ada keberatan keras dari Beijing.

China melihat pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya sendiri. Meskipun perjalanan itu mendorong gelombang latihan militer China yang belum pernah terjadi sebelumnya di udara dan perairan sekitar Taiwan, delegasi Barat tetap melanjutkan mengunjungi Taipei dalam beberapa bulan sejak itu.

Yang terbaru, Jerman mengirim anggota parlemen pada pesta makan di sana awal pekan ini.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More