Apa yang Terjadi di Rusia Jika Presiden Vladimir Putin Tiba-tiba Meninggal?
Rabu, 14 September 2022 - 00:38 WIB
"Tahun depan situasinya mungkin lebih berbeda dan sulit.”
Menurut laporan di media independen Rusia, anggota elite Rusia terkejut dan merasa cemas ketika Putin mengumumkan invasi Ukraina pada 24 Februari, menyatakan “operasi militer khusus” sebagai langkah yang diperlukan.
Konsolidasi patriotik berlangsung di minggu-minggu berikutnya karena ekonomi bertahan lebih kuat dari yang diharapkan.
Namun demikian, penolakan Putin untuk mengakui hubungan antara kesengsaraan ekonomi dan sanksi dilaporkan mengasingkan pejabat yang berpikiran bisnis, sementara yang lain mengkritiknya karena tidak cukup aktif berperang.
Menurut beberapa laporan, beberapa orang dalam Kremlin diam-diam mendiskusikan siapa yang mungkin datang setelah Putin.
Tapi Stanovaya mengatakan pembicaraan seperti itu tidak serius.
“Sebenarnya tidak ada yang tahu [siapa yang selanjutnya],” kata Stanovaya. “Jika seseorang, misalnya, mulai menulis Medvedev adalah penerusnya, itu dapat dilihat sebagai serangan politik terhadap [Wakil Ketua Dewan Keamana Rusia Dmitry] Medvedev, karena tidak ada yang ingin tampil sebagai penerus, karena itu membuat posisi Anda lebih rentan," imbuh dia.
Pakar keamanan Mark Galeotti mengatakan kepada Al Jazeera: “Sejujurnya sulit untuk melihat Putin segera pergi. Untuk semua kisah penyakit, tidak ada bukti bahwa dia sakit parah, dan mengingat betapa buruknya perang telah terjadi, saya tidak dapat melihat dia pensiun kecuali dia dipaksa pergi oleh orang-orang di sekitarnya."
“Tidak ada penerus yang jelas—tidak [bijaksana] untuk terlihat seolah-olah Anda mengikuti audisi untuk posisi yang tidak kosong," katanya.
Putin telah memimpin Rusia selama lebih dari 20 tahun, memimpin negara itu dari tahun 2000 hingga 2008, dan lagi dari 2012 hingga sekarang.
Menurut laporan di media independen Rusia, anggota elite Rusia terkejut dan merasa cemas ketika Putin mengumumkan invasi Ukraina pada 24 Februari, menyatakan “operasi militer khusus” sebagai langkah yang diperlukan.
Konsolidasi patriotik berlangsung di minggu-minggu berikutnya karena ekonomi bertahan lebih kuat dari yang diharapkan.
Namun demikian, penolakan Putin untuk mengakui hubungan antara kesengsaraan ekonomi dan sanksi dilaporkan mengasingkan pejabat yang berpikiran bisnis, sementara yang lain mengkritiknya karena tidak cukup aktif berperang.
Menurut beberapa laporan, beberapa orang dalam Kremlin diam-diam mendiskusikan siapa yang mungkin datang setelah Putin.
Tapi Stanovaya mengatakan pembicaraan seperti itu tidak serius.
“Sebenarnya tidak ada yang tahu [siapa yang selanjutnya],” kata Stanovaya. “Jika seseorang, misalnya, mulai menulis Medvedev adalah penerusnya, itu dapat dilihat sebagai serangan politik terhadap [Wakil Ketua Dewan Keamana Rusia Dmitry] Medvedev, karena tidak ada yang ingin tampil sebagai penerus, karena itu membuat posisi Anda lebih rentan," imbuh dia.
Pakar keamanan Mark Galeotti mengatakan kepada Al Jazeera: “Sejujurnya sulit untuk melihat Putin segera pergi. Untuk semua kisah penyakit, tidak ada bukti bahwa dia sakit parah, dan mengingat betapa buruknya perang telah terjadi, saya tidak dapat melihat dia pensiun kecuali dia dipaksa pergi oleh orang-orang di sekitarnya."
“Tidak ada penerus yang jelas—tidak [bijaksana] untuk terlihat seolah-olah Anda mengikuti audisi untuk posisi yang tidak kosong," katanya.
Putin telah memimpin Rusia selama lebih dari 20 tahun, memimpin negara itu dari tahun 2000 hingga 2008, dan lagi dari 2012 hingga sekarang.
tulis komentar anda