Iran Kembangkan Drone Arash-2 untuk Gempur Tel Aviv dan Haifa Israel
Senin, 12 September 2022 - 16:45 WIB
“Rusia membuat pilihan yang semakin putus asa untuk melanjutkan perangnya yang tidak beralasan melawan Ukraina, terutama dalam menghadapi sanksi dan kontrol ekspor kami yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar dia.
Nelson memperingatkan pemerintahan Biden tidak akan ragu menargetkan produsen dan pemasok lain yang membantu program drone Iran.
“Entitas non-Iran, non-Rusia juga harus sangat berhati-hati untuk menghindari mendukung pengembangan UAV Iran atau transfernya, atau penjualan peralatan militer apa pun ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina,” papar dia.
Tiga perusahaan lainnya adalah Paravar Pars Company, yang menurut AS terkait erat dengan Universitas Imam Hossein yang dikendalikan IRGC, Desain dan Manufaktur Mesin Pesawat (DAMA), dan Baharestan Kish Company.
“Di masa lalu, IRGC ASF mendistribusikan UAV buatan AS dan Israel ke Paravar Pars Company, yang akhirnya digunakan untuk merekayasa balik dan mereproduksi model UAV buatan dalam negeri,” ungkap Departemen Keuangan AS.
DAMA terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan produksi program UAV Shahed-171 Iran, yang dimiliki Angkatan Udara IRGC, menurut Departemen Keuangan AS.
Departemen Keuangan AS menuduh DAMA sebagai perusahaan terdepan yang digunakan untuk “kegiatan pengadaan rahasia” untuk Industri Manufaktur Pesawat Iran (HESA), yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran (MODAFL).
Baharestan Kish Company dan direktur pelaksananya, Rehmatollah Heidari, ditunjuk untuk mengawasi berbagai proyek terkait pertahanan, termasuk pembuatan drone Iran.
Nelson memperingatkan pemerintahan Biden tidak akan ragu menargetkan produsen dan pemasok lain yang membantu program drone Iran.
“Entitas non-Iran, non-Rusia juga harus sangat berhati-hati untuk menghindari mendukung pengembangan UAV Iran atau transfernya, atau penjualan peralatan militer apa pun ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina,” papar dia.
Tiga perusahaan lainnya adalah Paravar Pars Company, yang menurut AS terkait erat dengan Universitas Imam Hossein yang dikendalikan IRGC, Desain dan Manufaktur Mesin Pesawat (DAMA), dan Baharestan Kish Company.
“Di masa lalu, IRGC ASF mendistribusikan UAV buatan AS dan Israel ke Paravar Pars Company, yang akhirnya digunakan untuk merekayasa balik dan mereproduksi model UAV buatan dalam negeri,” ungkap Departemen Keuangan AS.
DAMA terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan produksi program UAV Shahed-171 Iran, yang dimiliki Angkatan Udara IRGC, menurut Departemen Keuangan AS.
Departemen Keuangan AS menuduh DAMA sebagai perusahaan terdepan yang digunakan untuk “kegiatan pengadaan rahasia” untuk Industri Manufaktur Pesawat Iran (HESA), yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran (MODAFL).
Baharestan Kish Company dan direktur pelaksananya, Rehmatollah Heidari, ditunjuk untuk mengawasi berbagai proyek terkait pertahanan, termasuk pembuatan drone Iran.
(sya)
tulis komentar anda