Iran Kembangkan Drone Arash-2 untuk Gempur Tel Aviv dan Haifa Israel
Senin, 12 September 2022 - 16:45 WIB
TEHERAN - Iran mengembangkan pesawat tak berawak (drone) bunuh diri jarak jauh canggih yang dirancang untuk menyerang Tel Aviv dan Haifa Israel.
Laporan itu diungkap kantor berita semi-resmi Mehr News pada Senin (12/9/2022) mengutip kepala pasukan darat Iran.
Brigadir Jenderal Kiomars Heidari mengatakan pesawat tak berawak yang diberi nama Arash-2 itu adalah versi terbaru dari Arash-1.
Ketegangan meningkat antara Iran dan Israel seiring meningkatnya serangan rezim Zionis pada target-target Teheran di Suriah. Israel juga menentang keras dihidupkannya lagi kesepakatan nuklir Iran.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pekan lalu mengumumkan sanksi baru pada satu perusahaan Iran karena terlibat dengan pengiriman drone ke Rusia serta tiga perusahaan Iran yang bekerja pada produksi drone untuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan angkatan udara serta angkatan lautnya.
Safiran Airport Services (Safiran) yang berbasis di Teheran dituduh mengoordinasikan penerbangan militer Rusia antara Iran dan Rusia, termasuk yang terkait pengangkutan drone Iran, personel, dan peralatan terkait dari Iran ke Rusia.
“Informasi juga menunjukkan setelah perakitan dan pengujian, Pasukan Dirgantara Rusia bermaksud menyebarkan UAV Iran bersama UAV Rusia dalam perang mereka melawan Ukraina,” papar Departemen Keuangan AS.
Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian Nelson mengatakan Washington berkomitmen menegakkan sanksi terhadap Rusia dan Iran serta meminta pertanggungjawaban mereka yang mendukung perang Rusia di Ukraina.
Laporan itu diungkap kantor berita semi-resmi Mehr News pada Senin (12/9/2022) mengutip kepala pasukan darat Iran.
Brigadir Jenderal Kiomars Heidari mengatakan pesawat tak berawak yang diberi nama Arash-2 itu adalah versi terbaru dari Arash-1.
Ketegangan meningkat antara Iran dan Israel seiring meningkatnya serangan rezim Zionis pada target-target Teheran di Suriah. Israel juga menentang keras dihidupkannya lagi kesepakatan nuklir Iran.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pekan lalu mengumumkan sanksi baru pada satu perusahaan Iran karena terlibat dengan pengiriman drone ke Rusia serta tiga perusahaan Iran yang bekerja pada produksi drone untuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan angkatan udara serta angkatan lautnya.
Safiran Airport Services (Safiran) yang berbasis di Teheran dituduh mengoordinasikan penerbangan militer Rusia antara Iran dan Rusia, termasuk yang terkait pengangkutan drone Iran, personel, dan peralatan terkait dari Iran ke Rusia.
“Informasi juga menunjukkan setelah perakitan dan pengujian, Pasukan Dirgantara Rusia bermaksud menyebarkan UAV Iran bersama UAV Rusia dalam perang mereka melawan Ukraina,” papar Departemen Keuangan AS.
Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian Nelson mengatakan Washington berkomitmen menegakkan sanksi terhadap Rusia dan Iran serta meminta pertanggungjawaban mereka yang mendukung perang Rusia di Ukraina.
tulis komentar anda