50 Tewas Akibat Tanah Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar
Kamis, 02 Juli 2020 - 13:57 WIB
NAYPYIDAW - Setidaknya 50 orang tewas akibat tanah longsor di tambang batu giok di Myanmar utara meyebabkan para penambang terjebak di bawah tumpukan sampah.
Para penambang tengah mengumpulkan batu permata itu di daerah Hpakant yang kaya akan batu giok di negara bagian Kachin ketika gelombang lumpur yang disebabkan oleh hujan lebat menguburnya. Demikian pernyataan dinas pemadam kebakaran setempat dalam sebuah postingan di Facebook.
"Sekarang total 50 mayat," kata postingan itu. "Kami masih bekerja pada proses penyelamatan," sambung postingan itu seperti dilansir dari Reuters, Kamis (2/7/2020).
Sementara itu seorang pejabat kementerian informasi di Hpakant, Tar Lin Maung mengatakan, tanah longsor itu terjadi pada Kamis dini hari.
Tanah longsor yang mematikan dan kecelakaan lainnya sering terjadi di tambang Hpakant yang tidak diatur dengan baik.
Media setempat telah melaporkan sejumlah orang tewas di Hpakant dalam beberapa tahun terakhir, banyak dari mereka adalah “penambang giok” lepas yang menjelajahi tailing - residu dari pertambangan - untuk mendapatkan batu yang tidak ditemukan oleh operator yang lebih besar.
Penjualan resmi batu giok di Myanmar bernilai USD750,04 juta pada 2016-17, menurut data yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai bagian dari Prakarsa Transparansi Industri Ekstraktif.
Tetapi para ahli percaya bahwa nilai sebenarnya dari industri ini, yang terutama diekspor ke China, jauh lebih besar.
Para penambang tengah mengumpulkan batu permata itu di daerah Hpakant yang kaya akan batu giok di negara bagian Kachin ketika gelombang lumpur yang disebabkan oleh hujan lebat menguburnya. Demikian pernyataan dinas pemadam kebakaran setempat dalam sebuah postingan di Facebook.
"Sekarang total 50 mayat," kata postingan itu. "Kami masih bekerja pada proses penyelamatan," sambung postingan itu seperti dilansir dari Reuters, Kamis (2/7/2020).
Sementara itu seorang pejabat kementerian informasi di Hpakant, Tar Lin Maung mengatakan, tanah longsor itu terjadi pada Kamis dini hari.
Tanah longsor yang mematikan dan kecelakaan lainnya sering terjadi di tambang Hpakant yang tidak diatur dengan baik.
Media setempat telah melaporkan sejumlah orang tewas di Hpakant dalam beberapa tahun terakhir, banyak dari mereka adalah “penambang giok” lepas yang menjelajahi tailing - residu dari pertambangan - untuk mendapatkan batu yang tidak ditemukan oleh operator yang lebih besar.
Penjualan resmi batu giok di Myanmar bernilai USD750,04 juta pada 2016-17, menurut data yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai bagian dari Prakarsa Transparansi Industri Ekstraktif.
Tetapi para ahli percaya bahwa nilai sebenarnya dari industri ini, yang terutama diekspor ke China, jauh lebih besar.
(ber)
tulis komentar anda