Buron, Pria Malaysia Terlibat Suap Terbesar dalam Sejarah Militer AS
Sabtu, 10 September 2022 - 11:16 WIB
WASHINGTON - Seorang kontraktor pertahanan asal Malaysia diburu aparat penegak hukum Amerika Serikat (AS) terkait kasus suap terbesar dalam sejarah militer Amerika.
Leonard Glenn Francis, yang dikenal sebagai “Fat Leonard”, melarikan diri awal bulan ini setelah memotong monitor GPS yang terpasang di pergelangan kakinya. Dia kabur sebelum dijatuhi hukuman oleh pengadilan Amerika.
Lembaga penegak hukum AS sekarang menawarkan hadiah USD40.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Dia dijadwalkan akan dijatuhi hukuman pada akhir September setelah mengaku bersalah pada tahun 2015 atas perannya dalam kasus suap USD35 juta yang melibatkan pejabat senior Angkatan Laut AS.
“Hadiah hingga USD40.000 (USD20.000 masing-masing) ditawarkan oleh US Marshals Service dan NCIS [Naval Criminal Investigative Service] untuk informasi yang secara langsung membantu dalam penangkapan Francis,” kata US Marshals Service dalam pemberitahuan via Twitter pada hari Sabtu (10/9/2022).
“Francis menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun ketika dia memutuskan monitor pergelangan kaki GPS-nya pada 4 September 2022 dan melarikan diri,” lanjut pemberitahuan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera.
Francis sejatinya diperintahkan untuk tetap berada di sel tahanan untuk menerima perawatan medis selama dia bekerja sama dengan jaksa yang, dengan bantuannya, telah mengamankan 33 dari 34 tersangka, termasuk lebih dari dua lusin perwira Angkatan Laut AS.
Para tetangga mengatakan kepada polisi bahwa mereka telah melihat truk U-Haul datang dan pergi dari rumah Francis di San Diego beberapa hari sebelum dia menghilang.
Leonard Glenn Francis, yang dikenal sebagai “Fat Leonard”, melarikan diri awal bulan ini setelah memotong monitor GPS yang terpasang di pergelangan kakinya. Dia kabur sebelum dijatuhi hukuman oleh pengadilan Amerika.
Lembaga penegak hukum AS sekarang menawarkan hadiah USD40.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Dia dijadwalkan akan dijatuhi hukuman pada akhir September setelah mengaku bersalah pada tahun 2015 atas perannya dalam kasus suap USD35 juta yang melibatkan pejabat senior Angkatan Laut AS.
“Hadiah hingga USD40.000 (USD20.000 masing-masing) ditawarkan oleh US Marshals Service dan NCIS [Naval Criminal Investigative Service] untuk informasi yang secara langsung membantu dalam penangkapan Francis,” kata US Marshals Service dalam pemberitahuan via Twitter pada hari Sabtu (10/9/2022).
“Francis menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun ketika dia memutuskan monitor pergelangan kaki GPS-nya pada 4 September 2022 dan melarikan diri,” lanjut pemberitahuan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera.
Francis sejatinya diperintahkan untuk tetap berada di sel tahanan untuk menerima perawatan medis selama dia bekerja sama dengan jaksa yang, dengan bantuannya, telah mengamankan 33 dari 34 tersangka, termasuk lebih dari dua lusin perwira Angkatan Laut AS.
Para tetangga mengatakan kepada polisi bahwa mereka telah melihat truk U-Haul datang dan pergi dari rumah Francis di San Diego beberapa hari sebelum dia menghilang.
tulis komentar anda