Partainya Erdogan Tolak Usul AS Beli S-400 Rusia dari Turki
Kamis, 02 Juli 2020 - 10:42 WIB
ANKARA - Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partainya Presiden Recep Tayyip Erdogan, menolak usulan senator Amerika Serikat (AS) agar Washington membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia dari Turki .
Ide senator itu bertujuan untuk mengeksploitasi teknologi senjata pertahanan Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara. Senjata canggih itu telah membuat cemas Washington karena bisa membahayakan dan mengekspos kelemahan jet tempur siluman F-35 Amerika. Selain itu, senjata Rusia dinilai tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO, di mana Turki menjadi anggotanya.
Juru bicara AKP, Omer Celik, mengatakan proposal Washington untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dari Ankara tidak memiliki dasar hukum. Menurut Celik, menjual sistem pertahanan rudal ke negara lain tidak akan diterima sebagaimana mestinya.
"Terutama, masalah ini perlu dievaluasi pada sudut politik dan hukum," kata Çelik, seperti dikutip dari Ahval News, Rabu (1/7/2020).
Çelik menambahkan negara mana pun yang membeli sistem senjata akan melakukannya sebagai pengguna akhir.
Ide Washington itu muncul dari anggota Senat AS dari Partai Republik, John Thune. Dia mengusulkan undang-undang yang memungkinkan Washington untuk membeli S-400 Rusia dari Turki.
Usul itu dipuji mantan pejabat Pentagon Jim Townsend sebagai taktik cerdas, yakni mengeksploitasi teknologi sistem rudal canggih Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara.
Senjata pertahanan canggih Rusia ini telah jadi pemantik perseteruan antara Washington dan Ankara setelah pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan nekat membelinya dari Moskow meski ditentang Amerika. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi )
Pemerintah Erdogan nekat membelinya dan membuat pemerintah Presiden Donald Trump mendepak Ankara dari keanggotaan program konsorsium bersama jet tempur siluman F-35. Bahkan, Washington menangguhkan pengiriman jet tempur yang telah dibeli Turki.
Ide senator itu bertujuan untuk mengeksploitasi teknologi senjata pertahanan Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara. Senjata canggih itu telah membuat cemas Washington karena bisa membahayakan dan mengekspos kelemahan jet tempur siluman F-35 Amerika. Selain itu, senjata Rusia dinilai tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO, di mana Turki menjadi anggotanya.
Juru bicara AKP, Omer Celik, mengatakan proposal Washington untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dari Ankara tidak memiliki dasar hukum. Menurut Celik, menjual sistem pertahanan rudal ke negara lain tidak akan diterima sebagaimana mestinya.
"Terutama, masalah ini perlu dievaluasi pada sudut politik dan hukum," kata Çelik, seperti dikutip dari Ahval News, Rabu (1/7/2020).
Çelik menambahkan negara mana pun yang membeli sistem senjata akan melakukannya sebagai pengguna akhir.
Ide Washington itu muncul dari anggota Senat AS dari Partai Republik, John Thune. Dia mengusulkan undang-undang yang memungkinkan Washington untuk membeli S-400 Rusia dari Turki.
Usul itu dipuji mantan pejabat Pentagon Jim Townsend sebagai taktik cerdas, yakni mengeksploitasi teknologi sistem rudal canggih Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara.
Senjata pertahanan canggih Rusia ini telah jadi pemantik perseteruan antara Washington dan Ankara setelah pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan nekat membelinya dari Moskow meski ditentang Amerika. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi )
Pemerintah Erdogan nekat membelinya dan membuat pemerintah Presiden Donald Trump mendepak Ankara dari keanggotaan program konsorsium bersama jet tempur siluman F-35. Bahkan, Washington menangguhkan pengiriman jet tempur yang telah dibeli Turki.
Lihat Juga :
tulis komentar anda