Paus Fransiskus Kena Marah Ukraina, Utusan Vatikan Dipanggil Kiev
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 20:35 WIB
KIEV - Kali ini Paus Fransiskus menjadi sasaran kemarahan pemerintah Ukraina. Kiev telah memanggil perwakilan Vatikan di Ukraina untuk mengajukan protes resmi atas pernyataan Paus awal pekan ini.
Saat itu, Paus Fransiskus berkomentar tentang pembunuhan seorang jurnalis Rusia di Moskow.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan dalam jumpa pers pada Kamis (25/8/2022) bahwa Uskup Agung Visvaldas Kulbokas telah mengunjungi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina pada hari sebelumnya.
Kiev “kecewa” dengan pernyataan yang dibuat Paus dalam menanggapi pembunuhan Darya Dugina, seorang jurnalis dan komentator politik Rusia.
Dia terbunuh oleh bom yang dipasang di mobilnya. Moskow mengidentifikasi seorang wanita Ukraina sebagai tersangka utama dan menuduh Kiev mendalangi pembunuhan itu, tetapi Kiev membantah terlibat.
Paus Fransiskus menyebut Dugina sebagai "gadis malang" dan menyesalkan konflik Rusia-Ukraina merenggut nyawa warga tak berdosa di kedua sisi.
Sebagai tanggapan, Kiev mengklaim pemimpin Gereja Katolik Roma itu telah membuat persamaan yang salah antara “penyerang dan korban.”
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak dapat memahami mengapa Paus menyebutkan kematian “seorang warga negara Rusia di wilayah Rusia yang tidak ada hubungannya dengan Ukraina.”
Dmitry Kuleba juga mengatakan, "Hati Ukraina tercabik-cabik oleh kata-kata Paus", menyebutnya "tidak adil".
Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andrey Yurash, sebelumnya mengkritik Paus di Twitter. Yurash mencap Dugina sebagai ideolog "Imperialisme Rusia" daripada orang yang tidak bersalah, dan mengklaim dia dibunuh oleh "orang Rusia".
Dugina adalah putri dari filsuf Rusia kontroversial Aleksandr Dugin, yang mendukung eksepsionalisme Rusia.
Media Barat telah menggambarkan Aleksandr Dugin selama bertahun-tahun sebagai pemberi pengaruh rahasia kebijakan luar negeri Rusia.
Darya Dugina berbagi beberapa pandangan politiknya dan merupakan kritikus sengit terhadap pemerintah Ukraina saat ini.
Pemboman itu terjadi akhir pekan lalu saat keduanya meninggalkan pesta keluarga bersama di dekat Moskow.
Menurut laporan awal, sang ayah seharusnya bepergian dengan putrinya dengan mobil yang dibom, membuat banyak orang percaya bahwa Aleksandr Dugin adalah target yang dimaksud.
Penyelidik Rusia kemudian mengatakan tersangka menyewa apartemen di blok tempat Dugina tinggal, menunjukkan putrinya mungkin menjadi sasarannya.
Saat itu, Paus Fransiskus berkomentar tentang pembunuhan seorang jurnalis Rusia di Moskow.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan dalam jumpa pers pada Kamis (25/8/2022) bahwa Uskup Agung Visvaldas Kulbokas telah mengunjungi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina pada hari sebelumnya.
Kiev “kecewa” dengan pernyataan yang dibuat Paus dalam menanggapi pembunuhan Darya Dugina, seorang jurnalis dan komentator politik Rusia.
Dia terbunuh oleh bom yang dipasang di mobilnya. Moskow mengidentifikasi seorang wanita Ukraina sebagai tersangka utama dan menuduh Kiev mendalangi pembunuhan itu, tetapi Kiev membantah terlibat.
Paus Fransiskus menyebut Dugina sebagai "gadis malang" dan menyesalkan konflik Rusia-Ukraina merenggut nyawa warga tak berdosa di kedua sisi.
Sebagai tanggapan, Kiev mengklaim pemimpin Gereja Katolik Roma itu telah membuat persamaan yang salah antara “penyerang dan korban.”
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak dapat memahami mengapa Paus menyebutkan kematian “seorang warga negara Rusia di wilayah Rusia yang tidak ada hubungannya dengan Ukraina.”
Dmitry Kuleba juga mengatakan, "Hati Ukraina tercabik-cabik oleh kata-kata Paus", menyebutnya "tidak adil".
Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andrey Yurash, sebelumnya mengkritik Paus di Twitter. Yurash mencap Dugina sebagai ideolog "Imperialisme Rusia" daripada orang yang tidak bersalah, dan mengklaim dia dibunuh oleh "orang Rusia".
Dugina adalah putri dari filsuf Rusia kontroversial Aleksandr Dugin, yang mendukung eksepsionalisme Rusia.
Media Barat telah menggambarkan Aleksandr Dugin selama bertahun-tahun sebagai pemberi pengaruh rahasia kebijakan luar negeri Rusia.
Darya Dugina berbagi beberapa pandangan politiknya dan merupakan kritikus sengit terhadap pemerintah Ukraina saat ini.
Pemboman itu terjadi akhir pekan lalu saat keduanya meninggalkan pesta keluarga bersama di dekat Moskow.
Menurut laporan awal, sang ayah seharusnya bepergian dengan putrinya dengan mobil yang dibom, membuat banyak orang percaya bahwa Aleksandr Dugin adalah target yang dimaksud.
Penyelidik Rusia kemudian mengatakan tersangka menyewa apartemen di blok tempat Dugina tinggal, menunjukkan putrinya mungkin menjadi sasarannya.
(sya)
tulis komentar anda