AS Dorong Embargo Senjata Iran, Rusia: Kebijakan Mencekik Maksimum
Rabu, 01 Juli 2020 - 08:02 WIB
Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdullah Al Mouallimi mengatakan Rusia dan China telah "bersimpati" terhadap situasi Riyadh, tetapi ketika sampai pada proposal untuk memperpanjang embargo senjata di Iran, mereka mungkin memiliki banyak nilai untuk diselesaikan dengan Amerika Serikat.
"Kami berusaha memisahkan kedua masalah dalam diskusi kami dengan mereka, yang terbuka, merupakan diskusi persahabatan, didasarkan pada hubungan baik yang kami nikmati dengan kedua negara," katanya dalam konferensi pers Selasa malam. (Baca: Saudi dan AS Dorong Perpanjangan Embargo Senjata PBB pada Iran )
Jika tidak berhasil memperpanjang embargo senjata, Washington telah mengancam untuk memicu semua sanksi PBB terhadap Iran di bawah kesepakatan nuklir meskipun telah keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018 lalu. Para diplomat mengatakan Washington akan menghadapi pertarungan yang sulit. (Baca: AS Ancam Hidupkan Kembali Seluruh Sanksi PBB Terhadap Iran )
Iran telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir sebagai tanggapan atas penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.
Kepala Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kesepakatan nuklir itu penting untuk keamanan regional dan internasional.
"Oleh karena itu sangat disesalkan bahwa masa depan perjanjian ini diragukan," imbuhnya.
Inggris, Prancis dan Jerman semuanya menyatakan keprihatinannya jika DK PBB mencabut embargo senjata terhadap Iran karena akan memiliki implikasi besar bagi keamanan dan stabilitas regional. Namun, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung upaya AS untuk secara sepihak memicu penerapan kembali semua sanksi terhadap Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan: "Komunitas internasional pada umumnya - dan Dewan Keamanan PBB pada khususnya - menghadapi keputusan penting: Apakah kita tetap menghormati aturan hukum, atau apakah kita kembali ke hukum rimba dengan menyerah pada gertakan penjahat?”
"Kami berusaha memisahkan kedua masalah dalam diskusi kami dengan mereka, yang terbuka, merupakan diskusi persahabatan, didasarkan pada hubungan baik yang kami nikmati dengan kedua negara," katanya dalam konferensi pers Selasa malam. (Baca: Saudi dan AS Dorong Perpanjangan Embargo Senjata PBB pada Iran )
Jika tidak berhasil memperpanjang embargo senjata, Washington telah mengancam untuk memicu semua sanksi PBB terhadap Iran di bawah kesepakatan nuklir meskipun telah keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018 lalu. Para diplomat mengatakan Washington akan menghadapi pertarungan yang sulit. (Baca: AS Ancam Hidupkan Kembali Seluruh Sanksi PBB Terhadap Iran )
Iran telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir sebagai tanggapan atas penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.
Kepala Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kesepakatan nuklir itu penting untuk keamanan regional dan internasional.
"Oleh karena itu sangat disesalkan bahwa masa depan perjanjian ini diragukan," imbuhnya.
Inggris, Prancis dan Jerman semuanya menyatakan keprihatinannya jika DK PBB mencabut embargo senjata terhadap Iran karena akan memiliki implikasi besar bagi keamanan dan stabilitas regional. Namun, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung upaya AS untuk secara sepihak memicu penerapan kembali semua sanksi terhadap Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan: "Komunitas internasional pada umumnya - dan Dewan Keamanan PBB pada khususnya - menghadapi keputusan penting: Apakah kita tetap menghormati aturan hukum, atau apakah kita kembali ke hukum rimba dengan menyerah pada gertakan penjahat?”
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda