Ketika Lagu Indonesia Raya Berkumandang di Kaki Gunung Himalaya
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 14:48 WIB
Makanan tradisional khas Nusantara juga selalu tersedia di setiap pekan dan sepanjang acara untuk mengobati rindu akan kampung halaman.
Satu fakta unik mengenai masyarakat Indonesia di Bangladesh yang cukup berbeda dengan diaspora Indonesia di belahan dunia lainnya adalah selain pekerja professional, sebagian besar merupakan eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang merupakan ibu rumah tangga dari suami yang berkewarganegaraan Bangladesh.
Rata-rata, mereka bertemu jodoh di negara ketiga (Singapura, Malaysia, Taiwan, dan lain-lain) ketika sedang bekerja sebagai PMI. Ketika diboyong ke Bangladesh, tidak terbayang bahwa mereka akan lama sekali tidak pulang ke kampung halaman, apalagi ketika pandemi Covid-19 mulai melanda dunia.
Kondisi itulah yang menjadi semangat bagi Duta Besar LBBP RI untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Hartanto Subolo untuk menggerakkan segenap keluarga besar KBRI Dhaka untuk menghibur dan berbagi setitik kebahagiaan bagi masyarakat dan diaspora Indonesia di Bangladesh dan Nepal.
Sebagai acara puncak, KBRI Dhaka menyelenggarakan “Panggung Gembira” sebagai pesta rakyat dengan tema “Dari Kita, Untuk Kita, Oleh Kita” tepat setelah upacara bendera terselenggara. Panggung Gembira berlangsung sangat meriah dengan memerhatikan protokol kesehatan.
Acara tersebut diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba, pertunjukan tari-tarian dan puisi.
Sementara di halaman depan KBRI Dhaka, berdiri tenda-tenda bazar, tempat para WNI berjualan produk khas Indonesia seperti makanan, jus aneka buah, kerajinan tangan dan lain-lain.
Bazar itu merupakan bentuk dukungan KBRI Dhaka terhadap sektor ekonomi kreatif, sembari melakukan pemberdayaan bagi para ibu rumah tangga di Dhaka.
Salah satu momen paling seru adalah acara joget dangdut “Mendung Tanpa Udan” bersama Dubes Heru dan Madam Sinta Ekawati dengan masyarakat Indonesia, yang semakin menambah kebersamaan dan keharmonisan antara KBRI dan masyarakat Indonesia.
“Ini kan Agustusan pertama bagi KBRI setelah dua tahun tidak bisa bertemu masyarakat karena pandemi, jadi kita mau meneruskan tradisi bahwa Agustusan adalah bulannya pesta rakyat, sekaligus menghadirkan sesuatu yang spesial untuk masyarakat”, ujar Dubes Heru di tengah-tengah keceriaan acara di KBRI.
Satu fakta unik mengenai masyarakat Indonesia di Bangladesh yang cukup berbeda dengan diaspora Indonesia di belahan dunia lainnya adalah selain pekerja professional, sebagian besar merupakan eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang merupakan ibu rumah tangga dari suami yang berkewarganegaraan Bangladesh.
Rata-rata, mereka bertemu jodoh di negara ketiga (Singapura, Malaysia, Taiwan, dan lain-lain) ketika sedang bekerja sebagai PMI. Ketika diboyong ke Bangladesh, tidak terbayang bahwa mereka akan lama sekali tidak pulang ke kampung halaman, apalagi ketika pandemi Covid-19 mulai melanda dunia.
Kondisi itulah yang menjadi semangat bagi Duta Besar LBBP RI untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Hartanto Subolo untuk menggerakkan segenap keluarga besar KBRI Dhaka untuk menghibur dan berbagi setitik kebahagiaan bagi masyarakat dan diaspora Indonesia di Bangladesh dan Nepal.
Sebagai acara puncak, KBRI Dhaka menyelenggarakan “Panggung Gembira” sebagai pesta rakyat dengan tema “Dari Kita, Untuk Kita, Oleh Kita” tepat setelah upacara bendera terselenggara. Panggung Gembira berlangsung sangat meriah dengan memerhatikan protokol kesehatan.
Acara tersebut diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba, pertunjukan tari-tarian dan puisi.
Sementara di halaman depan KBRI Dhaka, berdiri tenda-tenda bazar, tempat para WNI berjualan produk khas Indonesia seperti makanan, jus aneka buah, kerajinan tangan dan lain-lain.
Bazar itu merupakan bentuk dukungan KBRI Dhaka terhadap sektor ekonomi kreatif, sembari melakukan pemberdayaan bagi para ibu rumah tangga di Dhaka.
Salah satu momen paling seru adalah acara joget dangdut “Mendung Tanpa Udan” bersama Dubes Heru dan Madam Sinta Ekawati dengan masyarakat Indonesia, yang semakin menambah kebersamaan dan keharmonisan antara KBRI dan masyarakat Indonesia.
“Ini kan Agustusan pertama bagi KBRI setelah dua tahun tidak bisa bertemu masyarakat karena pandemi, jadi kita mau meneruskan tradisi bahwa Agustusan adalah bulannya pesta rakyat, sekaligus menghadirkan sesuatu yang spesial untuk masyarakat”, ujar Dubes Heru di tengah-tengah keceriaan acara di KBRI.
tulis komentar anda