Israel Nekat Caplok Tepi Barat 1 Juli, Tak Peduli Terjadi Konflik Besar
Senin, 29 Juni 2020 - 12:14 WIB
Ada kekhawatiran bahwa Yordania akan merespons dengan menangguhkan kesepakatan gas senilai USD10 miliar. Kesepakatan yang berlaku saat ini memungkinkan aliran gas alam Israel ke pembangkit listrik Yordania.
Menurut Reuters, kesepakatan antara utilitas milik negara Yordania dan konsorsium AS-Israel yang dipimpin oleh Noble Energy yang berpusat di Texas telah berlaku sejak 2016.
Ada juga kemarahan dari negara-negara utama Teluk Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Jika Netanyahu bergerak maju dengan aneksasi pada bulan Juli, itu akan menghancurkan setiap prospek perdamaian," kata Ahmed Aboul Ghet, yang mengepalai 22 anggota Liga Arab, dalam sambutannya pekan lalu selama konferensi video Dewan Keamanan PBB.
"Langkah yang mungkin dilakukan oleh pemerintah Israel untuk mencaplok bagian-bagian dari wilayah Palestina yang diduduki akan merupakan—jika dilaksanakan—ancaman serius bagi stabilitas kawasan," ujar Ghet, yang dilansir surat kabar Asharq Alawsat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan penilaian yang sama."Kita berada pada saat yang menentukan, dan bahwa jika diterapkan, pencaplokan akan menjadi pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional, secara serius membahayakan prospek solusi dua negara dan melemahkan kemungkinan pembaruan negosiasi (perdamaian Israel-Palestina)," katanya.
"Saya meminta pemerintah Israel untuk membatalkan rencana pencaplokannya," kata Guterres.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Menurut Reuters, kesepakatan antara utilitas milik negara Yordania dan konsorsium AS-Israel yang dipimpin oleh Noble Energy yang berpusat di Texas telah berlaku sejak 2016.
Ada juga kemarahan dari negara-negara utama Teluk Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Jika Netanyahu bergerak maju dengan aneksasi pada bulan Juli, itu akan menghancurkan setiap prospek perdamaian," kata Ahmed Aboul Ghet, yang mengepalai 22 anggota Liga Arab, dalam sambutannya pekan lalu selama konferensi video Dewan Keamanan PBB.
"Langkah yang mungkin dilakukan oleh pemerintah Israel untuk mencaplok bagian-bagian dari wilayah Palestina yang diduduki akan merupakan—jika dilaksanakan—ancaman serius bagi stabilitas kawasan," ujar Ghet, yang dilansir surat kabar Asharq Alawsat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan penilaian yang sama."Kita berada pada saat yang menentukan, dan bahwa jika diterapkan, pencaplokan akan menjadi pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional, secara serius membahayakan prospek solusi dua negara dan melemahkan kemungkinan pembaruan negosiasi (perdamaian Israel-Palestina)," katanya.
"Saya meminta pemerintah Israel untuk membatalkan rencana pencaplokannya," kata Guterres.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(min)
tulis komentar anda