Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan Terkait Ekspor Gandum
Jum'at, 22 Juli 2022 - 17:10 WIB
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Kamis mengakui kekhawatiran Putin.
"Ketika kami menyelesaikan masalah ini, tidak hanya akan dibuka jalur ekspor gandum dan minyak bunga matahari dari Ukraina, tetapi juga untuk produk dari Rusia," katanya.
"Bahkan jika produk Rusia ini tidak terkena sanksi, ada hambatan terkait transportasi laut, asuransi, dan sistem perbankan," tambah Cavusoglu.
"Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberikan janji untuk mencabut ini," ujarnya seperti dikutip dari Euronews.
Turki telah menikmati hubungan kerja yang baik dengan Moskow dan Kiev selama konflik.
Seorang anggota delegasi Kiev untuk negosiasi mengatakan pengiriman dapat dilanjutkan dari tiga pelabuhan di bawah kendali penuh Ukraina.
"Ekspor akan dilakukan melalui tiga pelabuhan: Odesa, Pivdennyi dan Chornomorsk. Namun di masa depan kami berharap kami dapat memperluasnya," kata anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa keamanan pengiriman akan diawasi oleh kelompok pemantau PBB yang berbasis di Istanbul.
"Ketika kami menyelesaikan masalah ini, tidak hanya akan dibuka jalur ekspor gandum dan minyak bunga matahari dari Ukraina, tetapi juga untuk produk dari Rusia," katanya.
"Bahkan jika produk Rusia ini tidak terkena sanksi, ada hambatan terkait transportasi laut, asuransi, dan sistem perbankan," tambah Cavusoglu.
"Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberikan janji untuk mencabut ini," ujarnya seperti dikutip dari Euronews.
Turki telah menikmati hubungan kerja yang baik dengan Moskow dan Kiev selama konflik.
Seorang anggota delegasi Kiev untuk negosiasi mengatakan pengiriman dapat dilanjutkan dari tiga pelabuhan di bawah kendali penuh Ukraina.
"Ekspor akan dilakukan melalui tiga pelabuhan: Odesa, Pivdennyi dan Chornomorsk. Namun di masa depan kami berharap kami dapat memperluasnya," kata anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa keamanan pengiriman akan diawasi oleh kelompok pemantau PBB yang berbasis di Istanbul.
tulis komentar anda