China Ancam Ambil Tindakan Tegas Jika Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan
Selasa, 19 Juli 2022 - 20:50 WIB
Ancaman paling serius China terhadap Taiwan terjadi pada 1995-96, ketika negara itu mengadakan latihan militer dan meluncurkan rudal ke perairan utara dan selatan pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan Presiden Lee Teng-hui ke AS.
China dalam beberapa hari terakhir juga telah meningkatkan retorikanya atas penjualan senjata AS ke Taiwan, menuntut pembatalan kesepakatan senilai sekitar USD108 juta yang akan meningkatkan peluang angkatan bersenjatanya untuk bertahan hidup melawan musuhnya yang jauh lebih besar.
China memiliki militer terbesar di dunia, dengan angkatan laut yang semakin canggih dan inventaris rudal cukup besar yang diarahkan melintasi Selat Taiwan selebar 180 kilometer.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menggagalkan segala bentuk campur tangan oleh kekuatan eksternal dan plot separatis 'kemerdekaan Taiwan,'" kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya.
China telah berjanji untuk mencaplok Taiwan dengan paksa jika perlu, dan telah menerbarkan ancaman itu dengan menerbangkan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan dan mengadakan latihan militer berdasarkan skenario invasi. Dikatakan tindakan itu bertujuan untuk menghalangi para pendukung kemerdekaan formal Taiwan dan sekutu asing - terutama AS - untuk membantunya, lebih dari 70 tahun setelah kedua belah pihak terpecah di tengah perang saudara.
Sementara Washington mempertahankan kebijakan "ambiguitas strategis" mengenai apakah akan membela Taiwan dalam konflik dengan China, hukum AS mengharuskannya untuk memastikan pulau itu memiliki sarana untuk mempertahankan diri dan mempertimbangkan ancaman terhadap keamanannya sebagai masalah yang "sangat memprihatinkan."
Washington hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan untuk menghormati Beijing, tetapi merupakan sekutu politik dan sumber senjata pertahanan terkuat di pulau itu.
China dalam beberapa hari terakhir juga telah meningkatkan retorikanya atas penjualan senjata AS ke Taiwan, menuntut pembatalan kesepakatan senilai sekitar USD108 juta yang akan meningkatkan peluang angkatan bersenjatanya untuk bertahan hidup melawan musuhnya yang jauh lebih besar.
China memiliki militer terbesar di dunia, dengan angkatan laut yang semakin canggih dan inventaris rudal cukup besar yang diarahkan melintasi Selat Taiwan selebar 180 kilometer.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan dengan tegas menggagalkan segala bentuk campur tangan oleh kekuatan eksternal dan plot separatis 'kemerdekaan Taiwan,'" kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya.
China telah berjanji untuk mencaplok Taiwan dengan paksa jika perlu, dan telah menerbarkan ancaman itu dengan menerbangkan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan dan mengadakan latihan militer berdasarkan skenario invasi. Dikatakan tindakan itu bertujuan untuk menghalangi para pendukung kemerdekaan formal Taiwan dan sekutu asing - terutama AS - untuk membantunya, lebih dari 70 tahun setelah kedua belah pihak terpecah di tengah perang saudara.
Sementara Washington mempertahankan kebijakan "ambiguitas strategis" mengenai apakah akan membela Taiwan dalam konflik dengan China, hukum AS mengharuskannya untuk memastikan pulau itu memiliki sarana untuk mempertahankan diri dan mempertimbangkan ancaman terhadap keamanannya sebagai masalah yang "sangat memprihatinkan."
Washington hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan untuk menghormati Beijing, tetapi merupakan sekutu politik dan sumber senjata pertahanan terkuat di pulau itu.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda