Dapat Pasokan Rudal AS, Ukraina Ingin Serang Crimea
Minggu, 17 Juli 2022 - 08:34 WIB
Sementara Kiev berusaha mendapatkan amunisi jarak jauh seperti itu, Washington tampaknya enggan mengirimkannya karena khawatir akan digunakan untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia dan meningkatkan konflik yang sedang berlangsung. Bagaimanapun, Crimea tampaknya menjadi kasus khusus, mengingat baik Washington maupun Kiev tidak mengakuinya sebagai bagian integral dari Rusia.
Crimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta Maidan yang didukung AS di Kiev.
Kiev tampaknya terpaku pada penargetan Crimea secara keseluruhan dan, khususnya, jembatan Kerch, yang dibangun untuk menyederhanakan koneksi ke daratan Rusia. Pejabat tinggi Ukraina beberapa kali melontarkan ide uyntuk menghancurkan jembatan Kerch meskipun faktanya Moskow telah merebut bagian tenggara Ukraina, membangun koneksi darat ke Crimea.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(ian)
tulis komentar anda