Ukraina Gempur Wilayah Kherson, 5 Tewas dan 80 Terluka
Rabu, 13 Juli 2022 - 00:31 WIB
KIEV - Seorang pejabat lokal yang ditunjuk Rusia mengatakan setidaknya 5 orang tewas dan sedikitnya 80 terluka dalam serangan pasukan Ukraina terhadap kota Novaya Kakhovka. Kota ini berada di wilayah Kherson, selatan Ukraina dan dikendalikan oleh Moskow.
Wakil Kepala wilayah, Kirill Stremousov, juga mengatakan kepada RIA Novosti bahwa tujuh orang hilang.
Sedangkan kepala administrasi Novaya Kakhovka, Vladimir Leontyev, mengatakan bahwa depot penyimpanan pupuk meledak akibat serangan pada hari Senin, dan beberapa rumah rusak, serta situs sipil lainnya, termasuk pasar dan rumah sakit.
Koordinator pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota itu, Natalya Zarya, mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan dengan 35 ton bantuan, termasuk makanan, juga telah dihancurkan.
Pejabat lokal mengklaim bahwa pasukan Ukraina menggunakan beberapa peluncur roket HIMARS yang disediakan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang kota.
“Serangan semacam itu di situs sipil hanya dapat menarik kecaman tegas. Ini adalah konsekuensi langsung dari pengiriman senjata oleh (Amerika Serikat) ke Kiev,” ujar wakil kepala misi Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, kepada RIA Novosti yang dikutip Russia Today, Selasa (12/7/2022).
Militer Ukraina sendiri pada hari Selasa mengatakan bahwa mereka menghancurkan gudang amunisi di Novaya Kakhovka.
Ukraina dan Rusia telah berulang kali menuduh satu sama lain menembaki daerah pemukiman dan membunuh warga sipil.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Wakil Kepala wilayah, Kirill Stremousov, juga mengatakan kepada RIA Novosti bahwa tujuh orang hilang.
Sedangkan kepala administrasi Novaya Kakhovka, Vladimir Leontyev, mengatakan bahwa depot penyimpanan pupuk meledak akibat serangan pada hari Senin, dan beberapa rumah rusak, serta situs sipil lainnya, termasuk pasar dan rumah sakit.
Koordinator pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota itu, Natalya Zarya, mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan dengan 35 ton bantuan, termasuk makanan, juga telah dihancurkan.
Pejabat lokal mengklaim bahwa pasukan Ukraina menggunakan beberapa peluncur roket HIMARS yang disediakan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang kota.
“Serangan semacam itu di situs sipil hanya dapat menarik kecaman tegas. Ini adalah konsekuensi langsung dari pengiriman senjata oleh (Amerika Serikat) ke Kiev,” ujar wakil kepala misi Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, kepada RIA Novosti yang dikutip Russia Today, Selasa (12/7/2022).
Militer Ukraina sendiri pada hari Selasa mengatakan bahwa mereka menghancurkan gudang amunisi di Novaya Kakhovka.
Baca Juga
Ukraina dan Rusia telah berulang kali menuduh satu sama lain menembaki daerah pemukiman dan membunuh warga sipil.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(ian)
tulis komentar anda