Konspirasi Mustafa Kemal Pasha-Inggris Runtuhkan Turki Utsmani
Jum'at, 01 Juli 2022 - 10:04 WIB
Amstrong mengungkapkan bagaimana pilihan jatuh kepada Mustafa satu-satunya dan bukan kepada sahabat-sahabat yang lain untuk merealisasikan langkah terakhir Inggris.
"Dia memiliki watak yang cenderung menyuruh dan melarang sehingga dia sama sekalu tidak menampakkan rasa hormat pada pemimpin-pemimpin Persatuan dan Kemajuan," ungkap Amstrong.
"Dia sering kali bertengkar dengan Anwar dan Jamal, dengan Javid yang beragama Yahudi, dengan Niyazi yang berasal dari Jerman seorang yang dikenal sangat bengis serta Thalaat seorang pegawai kecil di kantor pos," sambungnya.
Mustafa Kemal benar-benar berubah dari seorang perwira yang tidak berpengaruh menjadi seordng panglima militer yang memiliki berbagai kedudukan dan banyak memperoleh kemenangan. Dia pun mendapat gelar "Ghazi" berkat pengaruh para intelijen Inggris.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan Kemal Attaturk setelah itu menunjukkan kebenciannya kepada Islam. Tatkala dia berhasil menang atas Yunani di Ankara pada tahun 1337 H, dia mengumumkan di hadapan publik dengan mengatakan: "Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan Sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing."
Namun tatkala dia telah mampu menguasai rakyat dan negeri pada tahun 1923, Organisasi Nasional Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki dan dia dipilih sebagaipresiden pertamanya. Awalnya dia berpura-pura tetap menjaga sistem khilafah dengan cara memilih Sultan Abdul Majid bin Sultan Abdul Aziz sebagai ganti dari Sultan Muhammad VI yang telah meninggalkan negeridengan menggunakan kapal Inggris menuju Malta. Sedangkan Sultan Abdul Majid ini hanyalah boneka dan sama sekali tidak memiliki kekuasaan apa-apa.
Sultan Abdul Majid adalah sosok lelaki yang terdidik dan terpelajar, sebagaimana halnya kebanyakan keturunan Bani Sulaiman. Dalam pandangan orang-orang Turki, dia dianggap memiliki hubungan yang hidup dengan khazanah dan sejarah Utsmani Islam. Sedangkan orang-orang yang berada di Istanbul selalu berusaha untuk bisa melihatrrya. Mereka selalu menghormatinya setiap kali datang hari Jumat, saat Sultan sedang berangkat untuk menunaikan ibadah shalat.
Sultan sangat sadar akan kedudukannya yang sangat tinggi, serta kesadarannya bahwa dia berasal dari keturunan orang-orang yang mulia. Pada suatu saat, dia memakai sorban yang dipakai oleh Muhammad al-Fatih dan pada saat yang lain dia menyandang pedang Sultan Sulaiman al-Qanuni.
Hal ini membuat Mustafa Kemal demikian benci kepada Sultan Abdul Majid. Dia tidak mampu melihat atau mendengar kecintaan manusia dan kesenangan mereka pada keluarga keturunan Utsmani atau pada kesultanan dan khilafah. Maka dia pun melarang sultan keluar untuk melakukan shalat, kemudian dia mengurangi hak-hak istimewanya.
"Dia memiliki watak yang cenderung menyuruh dan melarang sehingga dia sama sekalu tidak menampakkan rasa hormat pada pemimpin-pemimpin Persatuan dan Kemajuan," ungkap Amstrong.
"Dia sering kali bertengkar dengan Anwar dan Jamal, dengan Javid yang beragama Yahudi, dengan Niyazi yang berasal dari Jerman seorang yang dikenal sangat bengis serta Thalaat seorang pegawai kecil di kantor pos," sambungnya.
Mustafa Kemal benar-benar berubah dari seorang perwira yang tidak berpengaruh menjadi seordng panglima militer yang memiliki berbagai kedudukan dan banyak memperoleh kemenangan. Dia pun mendapat gelar "Ghazi" berkat pengaruh para intelijen Inggris.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan Kemal Attaturk setelah itu menunjukkan kebenciannya kepada Islam. Tatkala dia berhasil menang atas Yunani di Ankara pada tahun 1337 H, dia mengumumkan di hadapan publik dengan mengatakan: "Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan Sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing."
Namun tatkala dia telah mampu menguasai rakyat dan negeri pada tahun 1923, Organisasi Nasional Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki dan dia dipilih sebagaipresiden pertamanya. Awalnya dia berpura-pura tetap menjaga sistem khilafah dengan cara memilih Sultan Abdul Majid bin Sultan Abdul Aziz sebagai ganti dari Sultan Muhammad VI yang telah meninggalkan negeridengan menggunakan kapal Inggris menuju Malta. Sedangkan Sultan Abdul Majid ini hanyalah boneka dan sama sekali tidak memiliki kekuasaan apa-apa.
Sultan Abdul Majid adalah sosok lelaki yang terdidik dan terpelajar, sebagaimana halnya kebanyakan keturunan Bani Sulaiman. Dalam pandangan orang-orang Turki, dia dianggap memiliki hubungan yang hidup dengan khazanah dan sejarah Utsmani Islam. Sedangkan orang-orang yang berada di Istanbul selalu berusaha untuk bisa melihatrrya. Mereka selalu menghormatinya setiap kali datang hari Jumat, saat Sultan sedang berangkat untuk menunaikan ibadah shalat.
Sultan sangat sadar akan kedudukannya yang sangat tinggi, serta kesadarannya bahwa dia berasal dari keturunan orang-orang yang mulia. Pada suatu saat, dia memakai sorban yang dipakai oleh Muhammad al-Fatih dan pada saat yang lain dia menyandang pedang Sultan Sulaiman al-Qanuni.
Hal ini membuat Mustafa Kemal demikian benci kepada Sultan Abdul Majid. Dia tidak mampu melihat atau mendengar kecintaan manusia dan kesenangan mereka pada keluarga keturunan Utsmani atau pada kesultanan dan khilafah. Maka dia pun melarang sultan keluar untuk melakukan shalat, kemudian dia mengurangi hak-hak istimewanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda