Drone AS Tak akan Bertahan Lama di Ukraina, Kiev Kini Inginkan F-16

Sabtu, 25 Juni 2022 - 00:30 WIB
"Kami tidak menganjurkan Grey Eagles," ungkap seorang pilot yang dipanggil “Moonfish” kepada outlet tersebut.

Dia menambahkan, “Sangat berbahaya menggunakan drone mahal seperti itu dalam kasus kami, karena pertahanan udara musuh. Bukan Afghanistan di sini.”

MQ-1C Grey Eagle adalah yang terbaru dalam garis keturunan General Atomics dari pesawat tak berawak yang digunakan selama “perang melawan teror” AS, mulai dari Afghanistan dan Irak hingga Somalia dan Yaman.

Drone itu dipersenjatai rudal Hellfire, yang memiliki jangkauan sekitar delapan kilometer, lebih pendek jangkauannya dari drone bunuh diri Switchblade atau Phoenix Ghost yang telah dikirim AS ke Ukraina.

“Ini bisa berguna di garis depan,” ujar pilot pesawat tempur lainnya, yang dipanggil sebagai “Jus”.

Namun, tambahnya, Grey Eagles mungkin tidak akan bertahan lebih dari satu atau dua misi. Setiap drone berharga USD10 juta.

Ukraina telah membuat kesepakatan besar dengan memiliki drone serang Bayraktar TB2 Turki di gudang senjatanya.

TB2 berharga sekitar USD2 juta atau lebih. Moonfish mengklaim TB2 "sangat berguna dan penting" pada hari-hari awal konflik, tetapi "hampir tidak berguna" sekarang karena pasukan Rusia telah meningkatkan pertahanan udara mereka.

Pilot itu mengatakan kepada Foreign Policy bahwa, “Ukraina sekarang membatasi penggunaan Bayraktar untuk operasi khusus dan misi serangan yang langka.”

Koresponden perang Rusia, menyatakan hal itu karena sebagian besar drone telah ditembak jatuh oleh pasukan Moskow.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More