Ukraina: Perang dengan Rusia Menuju Klimaks yang Menakutkan!
Jum'at, 24 Juni 2022 - 07:16 WIB
KIEV - Pertempuran pasukan Ukraina dengan Rusia untuk dua kota utama di Ukraina timur sedang menuju klimaks yang menakutkan.
Hal itu disampaikan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, ketika invasi memasuki bulan keempat pada Jumat (24/6/2022).
Upaya Rusia untuk merebut Severodonetsk dan Lysychansk—dua kota tersisa di bawah kendali Ukraina di Luhansk—telah berubah menjadi perang gesekan berdarah, dengan kedua belah pihak menimbulkan banyak korban.
Moskow, selama dua minggu terakhir, telah berhasil membuat keuntungan yang stabil.
“Pertempuran memasuki semacam klimaks yang menakutkan," kata Arestovych, seperti dikutip The Guardian.
Serhiy Haidai, gubernur wilayah Luhansk, salah satu dari dua wilayah di Donbas timur, mengatakan pada Kamis pagi bahwa pasukan Rusia telah berhasil dalam kemajuan mereka.
Dia menambahkan bahwa pasukan musuh telah merebut Loskutivka, sebuah pemukiman di selatan Lysychansk, yang mengancam akan mengisolasi pasukan Ukraina.
“Untuk menghindari pengepungan, komando kami dapat memerintahkan agar pasukan mundur ke posisi baru,” kata Haidai dalam sebuah posting di Telegram.
Hal itu disampaikan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, ketika invasi memasuki bulan keempat pada Jumat (24/6/2022).
Upaya Rusia untuk merebut Severodonetsk dan Lysychansk—dua kota tersisa di bawah kendali Ukraina di Luhansk—telah berubah menjadi perang gesekan berdarah, dengan kedua belah pihak menimbulkan banyak korban.
Moskow, selama dua minggu terakhir, telah berhasil membuat keuntungan yang stabil.
“Pertempuran memasuki semacam klimaks yang menakutkan," kata Arestovych, seperti dikutip The Guardian.
Serhiy Haidai, gubernur wilayah Luhansk, salah satu dari dua wilayah di Donbas timur, mengatakan pada Kamis pagi bahwa pasukan Rusia telah berhasil dalam kemajuan mereka.
Dia menambahkan bahwa pasukan musuh telah merebut Loskutivka, sebuah pemukiman di selatan Lysychansk, yang mengancam akan mengisolasi pasukan Ukraina.
“Untuk menghindari pengepungan, komando kami dapat memerintahkan agar pasukan mundur ke posisi baru,” kata Haidai dalam sebuah posting di Telegram.
tulis komentar anda