LPR: 1.200 Warga Sipil Mungkin Ditahan Radikal di Pabrik Azot Severodonetsk
Rabu, 15 Juni 2022 - 13:40 WIB
LUHANSK - Republik Rakyat Luhansk (LPR) menyatakan sekitar 1.200 warga sipil mungkin ditahan kelompok radikal di pabrik Azot, Severodonetsk.
Pejuang LPR dan militer Rusia biasa menyebut pasukan Ukraina sebagai kelompok radikal neo-Nazi.
Pertempuran di Severodonetsk masih berlangsung sengit. Rusia mengatakan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia di kota Sievierodonetsk yang diperangi untuk meletakkan senjata mereka pada Rabu pagi (15/6/2022).
Ukraina menyerukan peningkatan senjata berat Barat setelah Rusia mengerahkan sebagian besar senjatanya ke wilayah Donbass timur.
Topik menambah persenjataan ke Ukraina itu diperkirakan akan menonjol pada pertemuan para menteri pertahanan NATO pada Rabu di Brussels.
Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di samping tentara di dalam pabrik kimia Azot di mana pasukannya telah melawan pengeboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu.
Pertempuran itu telah menghancurkan sebagian besar Sievierodonetsk.
“Pejuang harus menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata mulai pukul 8 pagi waktu Moskow (0500 GMT)," papar Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia kepada kantor berita Interfax.
“Warga sipil akan dikeluarkan melalui koridor kemanusiaan,” ujar Mizintsev.
Pemboman Azot mirip pengepungan pabrik baja Azovstal sebelumnya di pelabuhan selatan Mariupol, tempat ratusan pejuang dan warga sipil berlindung dari serangan Rusia.
Mereka yang berada di dalam pabrik itu akhirnya menyerah pada pertengahan Mei dan dibawa ke tahanan Rusia.
“Penembakan di Azot begitu berat sehingga orang tidak tahan lagi di tempat penampungan, kondisi psikologis mereka gelisah," papar gubernur regional Serhiy Gaidai dari Luhansk, salah satu dari dua provinsi timur yang menyatakan kemerdekaan dari Kiev.
Serangan Rusia di Sievierodonetsk Luhansk, kota berpenduduk hampir 100.000 orang sebelum perang, saat ini menjadi titik fokus dari apa yang disebut pertempuran Donbass.
Kyiv mengatakan 100-200 tentaranya tewas setiap hari, dengan ratusan orang lainnya terluka.
Ukraina masih berusaha mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah pasukan Rusia menghancurkan jembatan terakhir di seberang sungai menuju kota kembar Lysychansk yang dikuasai Ukraina.
Pasukan Rusia telah menembaki Lysychansk, yang terletak di tempat yang lebih tinggi di tepi barat sungai Siverskyi Donets.
Wilayah itu telah berpindah tangan beberapa kali selama beberapa pekan terakhir, dan pejabat Ukraina telah memberikan sedikit indikasi bahwa mereka akan mundur.
Tetapi dengan semua jembatan yang menuju dari Sievierodonetsk sekarang hancur, pasukan Ukraina berisiko dikepung.
"Kita harus tetap kuat ... Semakin banyak kerugian yang diderita musuh, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk mengejar agresinya," ujar Zelenskiy dalam pidato Selasa malam.
Rusia tidak memberikan angka reguler kerugiannya sendiri, tetapi negara-negara Barat mengatakan mereka telah mengalami kerugian besar karena Presiden Vladimir Putin berusaha memaksa Kiev menyerahkan kendali penuh atas dua provinsi, Luhansk dan Donetsk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass.
Momentum di Sievierodonetsk telah bergeser beberapa kali selama beberapa pekan terakhir.
Rusia memusatkan senjata artileri yang luar biasa di distrik perkotaan untuk melenyapkan perlawanan, kemudian mengirimkan pasukan darat yang rentan terhadap serangan balik.
Di tempat lain di Donbass, Ukraina mengatakan Rusia berencana menyerang Sloviansk dari utara dan di sepanjang front dekat Bakhmut di selatan.
Pejuang LPR dan militer Rusia biasa menyebut pasukan Ukraina sebagai kelompok radikal neo-Nazi.
Pertempuran di Severodonetsk masih berlangsung sengit. Rusia mengatakan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia di kota Sievierodonetsk yang diperangi untuk meletakkan senjata mereka pada Rabu pagi (15/6/2022).
Ukraina menyerukan peningkatan senjata berat Barat setelah Rusia mengerahkan sebagian besar senjatanya ke wilayah Donbass timur.
Topik menambah persenjataan ke Ukraina itu diperkirakan akan menonjol pada pertemuan para menteri pertahanan NATO pada Rabu di Brussels.
Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di samping tentara di dalam pabrik kimia Azot di mana pasukannya telah melawan pengeboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu.
Pertempuran itu telah menghancurkan sebagian besar Sievierodonetsk.
“Pejuang harus menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata mulai pukul 8 pagi waktu Moskow (0500 GMT)," papar Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia kepada kantor berita Interfax.
“Warga sipil akan dikeluarkan melalui koridor kemanusiaan,” ujar Mizintsev.
Pemboman Azot mirip pengepungan pabrik baja Azovstal sebelumnya di pelabuhan selatan Mariupol, tempat ratusan pejuang dan warga sipil berlindung dari serangan Rusia.
Mereka yang berada di dalam pabrik itu akhirnya menyerah pada pertengahan Mei dan dibawa ke tahanan Rusia.
“Penembakan di Azot begitu berat sehingga orang tidak tahan lagi di tempat penampungan, kondisi psikologis mereka gelisah," papar gubernur regional Serhiy Gaidai dari Luhansk, salah satu dari dua provinsi timur yang menyatakan kemerdekaan dari Kiev.
Serangan Rusia di Sievierodonetsk Luhansk, kota berpenduduk hampir 100.000 orang sebelum perang, saat ini menjadi titik fokus dari apa yang disebut pertempuran Donbass.
Kyiv mengatakan 100-200 tentaranya tewas setiap hari, dengan ratusan orang lainnya terluka.
Ukraina masih berusaha mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah pasukan Rusia menghancurkan jembatan terakhir di seberang sungai menuju kota kembar Lysychansk yang dikuasai Ukraina.
Pasukan Rusia telah menembaki Lysychansk, yang terletak di tempat yang lebih tinggi di tepi barat sungai Siverskyi Donets.
Wilayah itu telah berpindah tangan beberapa kali selama beberapa pekan terakhir, dan pejabat Ukraina telah memberikan sedikit indikasi bahwa mereka akan mundur.
Tetapi dengan semua jembatan yang menuju dari Sievierodonetsk sekarang hancur, pasukan Ukraina berisiko dikepung.
"Kita harus tetap kuat ... Semakin banyak kerugian yang diderita musuh, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk mengejar agresinya," ujar Zelenskiy dalam pidato Selasa malam.
Rusia tidak memberikan angka reguler kerugiannya sendiri, tetapi negara-negara Barat mengatakan mereka telah mengalami kerugian besar karena Presiden Vladimir Putin berusaha memaksa Kiev menyerahkan kendali penuh atas dua provinsi, Luhansk dan Donetsk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass.
Momentum di Sievierodonetsk telah bergeser beberapa kali selama beberapa pekan terakhir.
Rusia memusatkan senjata artileri yang luar biasa di distrik perkotaan untuk melenyapkan perlawanan, kemudian mengirimkan pasukan darat yang rentan terhadap serangan balik.
Di tempat lain di Donbass, Ukraina mengatakan Rusia berencana menyerang Sloviansk dari utara dan di sepanjang front dekat Bakhmut di selatan.
(sya)
tulis komentar anda