Rusia Disebut Dapat Padamkan Listrik AS Hanya dalam Satu Langkah

Senin, 13 Juni 2022 - 20:06 WIB
Putin dan pejabat lainnya memandang dengan bingung pada keputusan yang dibuat negara-negara Barat untuk mengurangi ketergantungan pada pengiriman energi Rusia.

Bulan lalu, presiden Rusia menyesali keputusan Uni Eropa untuk melakukan "bunuh diri ekonomi" dengan mengurangi pembelian gas Rusia.

Menurut Putin, keputusan Barat itu tidak hanya akan mengakibatkan harga tinggi bagi konsumen, tetapi juga merusak daya saing industri Eropa secara global.

“Auto-da-fe ekonomi seperti itu…tentu saja merupakan urusan internal negara-negara Eropa. Kita harus melanjutkan secara pragmatis dan terutama dari kepentingan ekonomi kita sendiri,” tutur Putin.

Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada Maret yang melarang impor energi Rusia, tetapi meninggalkan uranium dari daftar barang terlarang Washington.

Langkah Biden itu menyusul lobi berat dari National Energy Institute, kelompok perdagangan perusahaan pembangkit tenaga nuklir AS yang besar.

Minyak Rusia hanya menyumbang 1% dari konsumsi AS, tetapi kerugiannya berdampak nyata pada harga energi AS, dengan harga bensin mencapai level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya di atas USD5 per galon pekan lalu.

Biden selalu menyalahkan Putin, perusahaan minyak AS, virus corona, dan bahkan bantuan AS ke Ukraina atas krisis tersebut, tetapi bukan kebijakan pemerintahannya sendiri.

AS telah bergantung pada impor uranium Rusia sejak awal 1990-an. Pada tahun 1993, Wakil Presiden saat itu Al Gore dan Perdana Menteri Rusia Viktor Chernomyrdin menandatangani kesepakatan 20 tahun senilai USD11,9 miliar untuk pengiriman lebih dari 550 metrik ton uranium yang diperkaya yang diekstraksi dari hulu ledak nuklir Soviet yang dibuang.

Pengiriman ini akhirnya memasok sekitar 10% dari semua listrik yang dihasilkan di Amerika Serikat selama 15 tahun ke depan, dan memompa lebih dari tujuh miliar megawatt jam energi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More