Profil Haji Sulong, Pemimpin Muslim Pattani yang Diduga Dihilangkan Pemerintah Thailand

Kamis, 09 Juni 2022 - 07:14 WIB
Ia menimba ilmu selama 20 tahun di Mekkah. Ilmu agama yang dipelajari kelak menjadi bekal Haji Sulong dalam menegakkan Islam.

Di Mekkah, Haji Sulong menikah dengan Cik Sofiah binti Omar. Cik Sofiah meninggal setahun setelah mereka berumah tangga.

Haji Sulong tidak mempunyai buah hati dari pernikahannya dengan Cik Sofiah. Ia kemudian menikah dengan Hajah Khadijah binti Haji Ibrahim.

Pada tahun 1924, ia pun pulang ke tanah airnya, Thailand. Ia membangun sekolah dengan sistem kurikulum pelajaran yang teratur.

Sekolah tersebut bernama Madrasah al-Maarif al-Wataniyah Fatani, yang diresmikan tahun 1933 oleh Perdana Menteri Thailand.

Sekolah ini dibangun atas kesadaran Haji Sulong bahwa rakyat Pattani berhak mendapat pendidikan layak.

Haji Sulong sebagai bagian dari komunitas Jawi (Melayu) sempat berseteru dengan pemerintah Thailand.

Pada masa itu, Jenderal Phibunsongkhram yang menempati posisi Perdana Menteri (menjabat pada 1938-1944 dan 1948-1957) mengusung ideologi “Thainess” di mana setiap warga negara Thailand harus menjadi Buddhis, berbicara bahasa Thai dan mencintai monarki.

Thainess juga menciptakan sentimen bahwa etnis Thai lebih unggul dibanding etnis lainnya. Ini tentu merugikan etnis lain yang bermukim di Thailand, salah satunya komunitas Jawi.

Dianggap sebagai pemberontak, Haji Sulong lantas ditangkap dan dipaksa untuk menghentikan aktivitasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More