Pasok Senjata Berat, Rusia Peringatkan Risiko Konflik Langsung dengan AS

Rabu, 01 Juni 2022 - 19:43 WIB
AS dikabarkan telah memutuskan memasok beberapa peluncur roket HIMARS ke Ukraina. Foto/armyrecognition.com
MOSKOW - Mempersenjatai Ukraina dengan senjata yang lebih berat oleh Washington meningkatkan risiko konfrontasi langsung Amerika Serikat (AS) dan Rusia, terlepas dari pernyataan Amerika tentang mengurangi kemungkinan seperti itu.

Peringatan keras itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Rabu (1/6/2022).

Diplomat itu mengomentari berita bahwa AS telah memutuskan memasok beberapa peluncur roket HIMARS ke Ukraina.





Washington bersikeras sistem senjata itu tidak akan memungkinkan pasukan Ukraina menyerang Rusia.



AS berpendapat sistem itu mencegah skenario di mana Moskow akan menganggap AS sebagai pihak dalam konflik.



“Kami tidak menyediakan senjata apa pun yang akan memungkinkan Ukraina menyerang Rusia dari dalam Ukraina, dan Presiden (Joe) Biden sangat jelas tentang itu,” papar perwakilan AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield tentang pengiriman tersebut.

Dia menjelaskan, “Kami tidak akan menjadi (satu) pihak dalam perang.”

Ryabkov tidak setuju dengan alasannya, mengatakan AS membuat konflik lebih berbahaya.

“Setiap pasokan senjata, yang berlanjut dan meningkat, meningkatkan risiko perkembangan semacam itu,” ujar Ryabkov kepada wartawan, merujuk pada kemungkinan konfrontasi langsung antara Rusia dan AS.

Diplomat itu menambahkan AS selama bertahun-tahun tidak melakukan apa pun untuk mencegah eskalasi ketegangan dengan Rusia terkait Ukraina.

“Itu menghalangi upaya terakhir Moskow menegosiasikan kesepakatan yang mengikat secara hukum yang akan mengatasi kekhawatiran Rusia atas ekspansi NATO di Eropa,” tutur dia.

Dia menambahkan, “Setelah permusuhan terbuka pecah pada bulan Februari, sisa-sisa sikap yang sehat terhadap situasi itu hancur.”

“Washington mempertahankan jalannya dari apa yang kami tandai berkali-kali sebagai niat untuk memicu perang hingga warga Ukraina terakhir, yang mencerminkan tujuan menimbulkan seperti yang mereka katakan sendiri, kekalahan strategis Rusia. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini berbahaya,” tutur Ryabkov.

“Peningkatan pasokan senjata terbaru ke Ukraina tidak secara mendasar mengubah situasi, hanya meningkatkan risiko,” ungkap dia.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More