Komisaris HAM Ukraina Dicopot

Rabu, 01 Juni 2022 - 01:55 WIB
Parlemen Ukraina mencopot Lyudmila Denisova dari jabatannya sebagai komisaris hak asasi manusia (HAM) negara itu. Foto/Russia Today
KIEV - Anggota parlemen Ukraina mencopot komisaris hak asasi manusia (HAM) negara itu, Lyudmila Denisova, dari jabatannya lewat pemungutan suara. Denisova dituduh gagal melakukan tugas dan khususnya menyebarkan informasi yang belum diverifikasi tentang kekejaman yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina. Anggota parlemen mengatakan tindakan seperti itu hanya menodai citra Ukraina.

"Sebuah mosi tidak percaya telah didukung oleh 234 anggota parlemen dari 450 atau 52% anggota parlemen di Verkhovnaya Rada," kata Yaroslav Zheleznyak, anggota faksi Golos ('Suara') di parlemen Ukraina seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (1/6/2022).

Denisova sebelumnya telah dikritik, baik oleh anggota parlemen dan media Ukraina, karena dianggap gagal menjalankan tugasnya, terutama di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.



"Ombudsman hampir tidak menggunakan kekuatannya untuk mengatur koridor kemanusiaan atau pertukaran tahanan," seorang anggota parlemen Ukraina, Pavlo Frolov, menulis dalam sebuah postingan di Facebook jelang pemungutan suara hari Selasa.



"Komisaris hak asasi manusia hampir tidak menunjukkan aktivisme hak asasi manusia sama sekali," katanya, seraya menambahkan bahwa tugas Denisova akhirnya jatuh ke tangan Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk, yang berulang kali berusaha mengatur koridor kemanusiaan.

Menurut Frolov, Denisova tidak dapat menjelaskan fokus pada dugaan kejahatan seks dan pemerkosaan anak di bawah umur di wilayah pendudukan, yang tidak dapat dibuktikan dengan bukti hanya merugikan Ukraina. Anggota parlemen juga menuduh Denisova menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri saat konflik berlangsung.

Frolov mengatakan alih-alih bepergian ke Rusia secara khusus untuk merundingkan pertukaran tahanan, Denisova menghabiskan waktunya di kota-kota Eropa yang hangat dan tenang, seperti Davos, Wina atau Warsawa.

Sebelumnya, sekelompok jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan psikolog mengecam Denisova atas apa yang mereka sebut pelanggaran etika, dan menuduhnya mengubah laporan tentang dugaan kejahatan seksual yang dilakukan oleh pasukan Rusia menjadi publikasi gaya "skandal berita".
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More