Parahnya Sri Lanka: Kehabisan Bensin, Impor Pun Gagal karena Tak Punya Uang

Selasa, 17 Mei 2022 - 13:44 WIB
Krisis ekonomi dan politik menyebabkan protes luas terhadap Presiden Rajapaksa dan keluarganya, yang berpuncak pada pengunduran diri Mahinda sebagai perdana menteri pekan lalu menyusul kekerasan mematikan.

Namun pengunjuk rasa telah menolak penunjukan Wickremesinghe sebagai perdana menteri dan terus menuntut pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa.

Para pengunjuk rasa dan pakar menuduh Rajapaksa salah urus ekonomi yang mengarah ke krisis.

Meskipun mengakui masa-masa sulit di depan, pemimpin baru itu mendesak orang-orang untuk “dengan sabar menanggung beberapa bulan ke depan” dan bersumpah dia bisa mengatasi krisis.

Dia mengatakan pemerintah juga kehabisan uang tunai untuk membayar gaji 1,4 juta pegawai negeri pada bulan Mei, dan dia akan beralih ke pencetakan uang sebagai upaya terakhir.

“Melawan keinginan saya sendiri, saya terpaksa mengizinkan pencetakan uang untuk membayar pegawai sektor negara dan untuk membayar barang dan jasa penting,” katanya.

Dia juga memperingatkan bahwa tarif bahan bakar dan listrik akan dinaikkan secara substansial dan pemerintahnya juga akan menjual maskapai nasional yang kehilangan pendapatan untuk mengurangi kerugian.

Sementara itu, di ibu kota, antrean panjang becak motor, alat transportasi paling populer di kota, terjadi di pom bensin dalam penantian bahan bakar yang sia-sia.

"Saya telah mengantre selama lebih dari enam jam," kata seorang pengemudi, Mohammad Ali, kepada kantor berita Reuters.

“Kami menghabiskan hampir enam sampai tujuh jam di antrean hanya untuk mendapatkan bensin,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More