Diplomat AS dan Eropa Desak Sri Lanka Cabut Status Keadaan Darurat

Sabtu, 07 Mei 2022 - 23:00 WIB
Tindakan tersebut memberikan kekuatan penahanan yang luas kepada militer dan memungkinkan presiden untuk membuat undang-undang tanpa persetujuan parlemen.

Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat sebelumnya pada 1 April, sehari setelah ribuan pengunjuk rasa berusaha menyerbu rumahnya di ibu kota Kolombo. Itu dibiarkan lewat beberapa hari kemudian, tetapi protes sejak itu meningkat dan menyebar ke setiap sudut pulau.

Ribuan orang telah berkemah di luar kantor tepi laut Rajapaksa selama hampir sebulan untuk menuntut pengunduran dirinya. Polisi menembakkan rentetan gas air mata dan meriam air pada hari Jumat dalam upaya untuk membubarkan pengunjuk rasa mahasiswa yang memblokade parlemen.



Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Sabtu bahwa Sri Lanka sedang menghadapi "krisis ekonomi terburuk dan ketidakstabilan politik yang pernah ada".

"Status darurat diumumkan untuk memastikan stabilitas politik yang merupakan kondisi vital dalam mengatasi krisis sosial ekonomi saat ini," tambah pernyataan itu.

Deklarasi darurat tersebut merupakan pukulan bagi industri pariwisata vital Sri Lanka, yang telah mengalami pemulihan yang lambat setelah dilumpuhkan oleh pandemi virus corona.

"Operator tur akan enggan karena keadaan darurat juga berarti premi asuransi yang lebih tinggi berlaku untuk tempat-tempat bermasalah," kata seorang manajer hotel Kolombo kepada AFP.
(esn)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More