Eropa Jadi Pusat Produksi dan Pengiriman Kokain ke Penjuru Dunia
Sabtu, 07 Mei 2022 - 12:02 WIB
Jumlah rekor kokain telah disita di benua itu selama empat tahun berturut-turut, dengan 2020 mengalami kenaikan 6% dari 2019.
Belgia, Belanda, dan Spanyol menyumbang tiga perempat dari total Eropa tetapi jumlah besar juga disita di Italia, Prancis, Jerman dan Portugal, menurut laporan itu.
Titik masuk untuk pengiriman juga beragam, dengan jumlah yang lebih besar disita di Eropa Timur dan Turki.
Laporan UE juga memperingatkan tentang pasar metamfetamin “kecil, tetapi terus berkembang” di UE.
Metamfetamin, obat perangsang sintetik yang paling banyak dikonsumsi di dunia, diproduksi di wilayah tersebut untuk memasok pasar internal dan eksternal.
“Eropa juga merupakan tujuan dan zona transit untuk narkoba dari pusat produksi lain di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan,” papar laporan itu.
Direktur Eksekutif Europol Catherine De Bolle mengatakan memerangi perdagangan obat-obatan terlarang tetap menjadi "prioritas utama" bagi UE.
Menurut dia, "memahami dinamika pasar" sangat penting dalam merumuskan tanggapan penegakan hukum yang efektif.
Belgia, Belanda, dan Spanyol menyumbang tiga perempat dari total Eropa tetapi jumlah besar juga disita di Italia, Prancis, Jerman dan Portugal, menurut laporan itu.
Titik masuk untuk pengiriman juga beragam, dengan jumlah yang lebih besar disita di Eropa Timur dan Turki.
Laporan UE juga memperingatkan tentang pasar metamfetamin “kecil, tetapi terus berkembang” di UE.
Metamfetamin, obat perangsang sintetik yang paling banyak dikonsumsi di dunia, diproduksi di wilayah tersebut untuk memasok pasar internal dan eksternal.
“Eropa juga merupakan tujuan dan zona transit untuk narkoba dari pusat produksi lain di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan,” papar laporan itu.
Direktur Eksekutif Europol Catherine De Bolle mengatakan memerangi perdagangan obat-obatan terlarang tetap menjadi "prioritas utama" bagi UE.
Menurut dia, "memahami dinamika pasar" sangat penting dalam merumuskan tanggapan penegakan hukum yang efektif.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda