Bersitegang dengan AS Terkait Taiwan, China Uji Tembak Rudal Hipersonik

Jum'at, 22 April 2022 - 00:39 WIB
China dilaporkan melakukan uji coba rudal anti kapal hipersonik. Foto/Tangkapan layar Twitter
BEIJING - Militer China telah melakukan uji coba rudal anti kapal hipersonik mereka yang paling canggih yang dijuluki YJ-21 atau 'Eagle Strike-21'. Uji coba itu dilakukan jelang perayaan ulang tahun ke-73 Angkatan Laut China, seperti dilaporkan South China Morning Post (SCMP) yang berbasis di Hong Kong pada Kamis (21/4/2022).

Menurut SCMP, yang dinukil Russia Today, sebuah klip video pendek yang muncul di media sosial menunjukkan apa yang tampak sebagai rudal YJ-21 diluncurkan dari kapal perang Tipe 055 China – kapal perusak terbesar dan tercanggih Angkatan Laut China.

Sejumlah laporan terkait spesifikasi rudal itu telah diketahui sejauh ini. Mengutip pakar pertahanan China, SCMP melaporkan bahwa rudal itu mungkin memiliki jangkauan antara 1.000 hingga 1.500 kilometer dan dirancang untuk menargetkan kelompok penyerang kapal induk.

"Rudal YJ-21 yang dibawa kapal, yang memiliki jangkauan hingga 1.000 km, mampu mengenai kapal mana pun dalam kelompok serangan kapal induk, ”kata seorang analis angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie, kepada SCMP.



"Kapal perusak Tipe 055 memiliki hingga 112 sel rudal peluncuran vertikal," tambah surat kabar itu.

Berita itu telah dikutip oleh sejumlah media barat, termasuk The Times, yang mengatakan bahwa rudal itu mungkin menimbulkan "risiko" bagi kapal induk Amerika Serikat (AS).



“Gambar video peluncuran YJ-21, dari kapal penjelajah kelas Renhai Type 055, memicu peringatan dari analis bahwa rudal hipersonik menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi kapal induk Amerika daripada rudal balistik 'carrier-killer' DF-21 dan DF-26 yang sudah dikerahkan oleh angkatan laut China,” kata surat kabar itu.

Pejabat China sendiri belum mengomentari laporan media sejauh ini. Washington pun juga tidak.

Perkembangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington atas Taiwan. China menganggap pulau itu sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya.



Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China, sehingga Beijing memandangnya sebagai wilayah yang memisahkan diri di bawah kebijakan Satu-China.

Beijing juga memperingatkan bahwa, meskipun lebih memilih solusi damai untuk reintegrasi pulau, tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan jika Taipei mencoba memutuskan hubungan dengan China daratan.

Meskipun mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979. Washington tidak mempertahankan hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, sementara secara aktif mendukung dorongannya untuk kemerdekaan dan memasoknya dengan senjata.

Pekan lalu, militer China menggelar latihan besar di Selat Taiwan di tengah kunjungan delegasi Kongres AS ke Taipei.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More