Taipei: Ancaman China Justru Akan Meningkatkan Dukungan AS ke Taiwan
loading...
A
A
A
TAIPEI - Ancaman militer China terhadap Taiwan justru akan meningkatkan dukungan Amerika Serikat (AS) dan negara demokrasi lainnya untuk pulau tersebut.
Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negerisetempat setelah China melakukan latihan militer di dekat Taiwan ketika anggota Parlemen AS mengunjungi Taipei.
Beijing menyalahkan anggota Parlemen Amerika, termasuk Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Menendez, karena meningkatkan ketegangan dengan perjalanan "provokatif" mereka.
Beijing mengeklaim Taiwan yang telah memerintah sediri secara demokratis sebagai wilayah China.
Dalam sebuah pernyataan kemarin malam, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengecam reaksi "bandel dan konyol" China terhadap dua kunjungan sekelompok anggota Parlemen AS, yang pertama awal tahun ini.
“Ancaman kekuatan oleh pemerintah totaliter Partai Komunis China terhadap Taiwan hanya akan memperkuat keinginan rakyat Taiwan untuk membela kebebasan dan demokrasi, dan juga akan menarik dukungan untuk Taiwan yang demokratis dari Amerika Serikat dan bahkan mitra yang lebih demokratis,” kata kementerian tersebut.
Kementerian itu mengatakan Taiwan akan terus memperdalam kerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan mencegah “ekspansi berkelanjutan” China.
Senator Ben Sasse, salah satu dari enam anggota Parlemen bipartisan yang mengunjungi Taiwan dan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa China tidak dapat menggertak Amerika Serikat atau perwakilan terpilihnya.
"Rakyat Amerika tidak menyukai tiran dan sebaliknya secara naluriah mendukung orang-orang Taiwan yang mencintai kebebasan," katanya.
Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negerisetempat setelah China melakukan latihan militer di dekat Taiwan ketika anggota Parlemen AS mengunjungi Taipei.
Beijing menyalahkan anggota Parlemen Amerika, termasuk Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Menendez, karena meningkatkan ketegangan dengan perjalanan "provokatif" mereka.
Beijing mengeklaim Taiwan yang telah memerintah sediri secara demokratis sebagai wilayah China.
Dalam sebuah pernyataan kemarin malam, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengecam reaksi "bandel dan konyol" China terhadap dua kunjungan sekelompok anggota Parlemen AS, yang pertama awal tahun ini.
“Ancaman kekuatan oleh pemerintah totaliter Partai Komunis China terhadap Taiwan hanya akan memperkuat keinginan rakyat Taiwan untuk membela kebebasan dan demokrasi, dan juga akan menarik dukungan untuk Taiwan yang demokratis dari Amerika Serikat dan bahkan mitra yang lebih demokratis,” kata kementerian tersebut.
Kementerian itu mengatakan Taiwan akan terus memperdalam kerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan mencegah “ekspansi berkelanjutan” China.
Senator Ben Sasse, salah satu dari enam anggota Parlemen bipartisan yang mengunjungi Taiwan dan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa China tidak dapat menggertak Amerika Serikat atau perwakilan terpilihnya.
"Rakyat Amerika tidak menyukai tiran dan sebaliknya secara naluriah mendukung orang-orang Taiwan yang mencintai kebebasan," katanya.