China Tuduh AS dan NATO Dukung Ukraina Perang Sampai 1 Dekade
Rabu, 20 April 2022 - 05:36 WIB
BEIJING - Outlet berita yang dikelola pemerintah China , Global Times, dalameditorialberitanya pada awal pekan ini menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO mendukung Ukraina untuk berperang sampai 10 tahun lamanya.
“Tepatnya karena aliran bantuan ekonomi dan militer terus menerus dari AS dan NATO yang telah memperpanjang konflik militer, menyemangati Ukraina untuk berperang selama 10 tahun. Tetapi pada akhirnya itu hanyalah ilusi,” kata Global Times dalam editorialnya.
“Berapa lama konflik akan berlangsung; berapa banyak rudal yang dapat digunakan Ukraina; dan seberapa besar kemampuan yang dimiliki negara untuk terus memerangi Rusia – tergantung pada berapa banyak lagi senjata yang bersedia dipasok oleh AS dan NATO ke Ukraina,” sambungeditorial itu seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (20/4/2022).
Tuduhanitu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara tentang perang yang sedang berlangsung dengan Rusia dan mengatakan bahwa bangsanya dapat terus berjuang selama satu dekade.
“Kami ingin membebaskan negara kami, mengambil kembali milik kami. Kami dapat melawan Federasi Rusia selama 10 tahun untuk mengambil milik kami. Kami dapat menempuh jalan seperti itu,” kata Zelensky melalui seorang penerjemah dalam wawancara baru-baru ini dengan CNN.
Selama wawancara, Zelensky juga mengajukan permohonan kepada AS dan negara-negara Barat lainnya untuk lebih banyak peralatan militer.
"Untuk berperang sebagai satu, perlu ada peralatan hari ini atau besok, tidak dalam dua atau tiga bulan. Beberapa negara tidak menawarkan bantuan. Mereka dapat mengirim jutaan, tetapi kami masih dapat kehilangan negara kami," ujarnya.
Menanggapi komentar Zelensky, Global Times juga mempertanyakan kesediaan Uni Eropa untuk "melihat perang selama 10 tahun di benuanya sendiri."
"Bayangkan apa yang akan terjadi di Eropa: Ini akan berubah menjadi dekade yang berdarah," tulis Global Times.
"Pada saat itu, Eropa, yang terjerat dalam perang, akan sepenuhnya kehilangan otonomi keamanannya dan menjadi sepenuhnya bergantung pada payung AS. Eropa harus menghadapi krisis 10 tahun energi, pangan, pengungsi, dan inflasi. Gejolak sosial akan muncul ke permukaan," kata Global Times.
Saat tajuk berlanjut, Global Times melanjutkan untuk lebih mengkritik AS, mengatakan bahwa negara tersebut telah mengambil keuntungan dari perang di Ukraina untuk menguasai Eropa, menyatukan NATO, mendaratkan pukulan di Rusia dan mungkin akan mengumpulkan lebih banyak lagi kekuatan untuk menahan China di masa depan.
Di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina, China telah menyerukan perdamaian antara kedua negara, sementara juga mengutuk AS atas sikapnya terhadap perang, karena AS telah mengecam invasi Rusia dan memberi sanksi pada ekonomi Rusia.
“Tepatnya karena aliran bantuan ekonomi dan militer terus menerus dari AS dan NATO yang telah memperpanjang konflik militer, menyemangati Ukraina untuk berperang selama 10 tahun. Tetapi pada akhirnya itu hanyalah ilusi,” kata Global Times dalam editorialnya.
“Berapa lama konflik akan berlangsung; berapa banyak rudal yang dapat digunakan Ukraina; dan seberapa besar kemampuan yang dimiliki negara untuk terus memerangi Rusia – tergantung pada berapa banyak lagi senjata yang bersedia dipasok oleh AS dan NATO ke Ukraina,” sambungeditorial itu seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (20/4/2022).
Tuduhanitu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara tentang perang yang sedang berlangsung dengan Rusia dan mengatakan bahwa bangsanya dapat terus berjuang selama satu dekade.
“Kami ingin membebaskan negara kami, mengambil kembali milik kami. Kami dapat melawan Federasi Rusia selama 10 tahun untuk mengambil milik kami. Kami dapat menempuh jalan seperti itu,” kata Zelensky melalui seorang penerjemah dalam wawancara baru-baru ini dengan CNN.
Selama wawancara, Zelensky juga mengajukan permohonan kepada AS dan negara-negara Barat lainnya untuk lebih banyak peralatan militer.
"Untuk berperang sebagai satu, perlu ada peralatan hari ini atau besok, tidak dalam dua atau tiga bulan. Beberapa negara tidak menawarkan bantuan. Mereka dapat mengirim jutaan, tetapi kami masih dapat kehilangan negara kami," ujarnya.
Menanggapi komentar Zelensky, Global Times juga mempertanyakan kesediaan Uni Eropa untuk "melihat perang selama 10 tahun di benuanya sendiri."
"Bayangkan apa yang akan terjadi di Eropa: Ini akan berubah menjadi dekade yang berdarah," tulis Global Times.
"Pada saat itu, Eropa, yang terjerat dalam perang, akan sepenuhnya kehilangan otonomi keamanannya dan menjadi sepenuhnya bergantung pada payung AS. Eropa harus menghadapi krisis 10 tahun energi, pangan, pengungsi, dan inflasi. Gejolak sosial akan muncul ke permukaan," kata Global Times.
Saat tajuk berlanjut, Global Times melanjutkan untuk lebih mengkritik AS, mengatakan bahwa negara tersebut telah mengambil keuntungan dari perang di Ukraina untuk menguasai Eropa, menyatukan NATO, mendaratkan pukulan di Rusia dan mungkin akan mengumpulkan lebih banyak lagi kekuatan untuk menahan China di masa depan.
Di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina, China telah menyerukan perdamaian antara kedua negara, sementara juga mengutuk AS atas sikapnya terhadap perang, karena AS telah mengecam invasi Rusia dan memberi sanksi pada ekonomi Rusia.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda