Rudal Rusia Hantam Kota Lviv, 6 Tewas dan 11 Terluka

Senin, 18 April 2022 - 23:06 WIB
Rudal Rusia Hantam Kota Lviv, 6 Tewas dan 11 Terluka. FOTO/Reuters
KIEV - Enam orang tewas dan 11 terluka, termasuk seorang anak, dalam serangan rudal Rusia di kota Lviv, Ukraina barat, Senin (18/4/2022) pagi. Hal itu diungkapkan Gubernur regional Maksym Kozystkiy.

“Tiga rudal menghantam fasilitas infrastruktur militer,” kata Kozystkiy seperti dikutip dari kantor berita AP. Ia juga menambahkan, satu rudal juga menghantam fasilitas penggantian ban mobil.





Saksi mata mengatakan, beberapa ledakan diyakini disebabkan oleh rudal yang menghantam Lviv saat negara itu bersiap untuk serangan habis-habisan Rusia di timur.

Sesungguhnya, Lviv dan bagian barat Ukraina lainnya tidak terlalu terpengaruh oleh pertempuran daripada bagian lain negara itu, dan kota itu dianggap sebagai tempat yang relatif aman.

Walikota Lviv Andriy Sadovyi mengatakan di Facebook, bahwa lima rudal menghantam kotanya. Ia juga melaporkan bahwa layanan darurat menanggapi ledakan tersebut. Dia mengatakan, rincian lebih lanjut akan menyusul.



Dengan rudal dan roket yang menghantam berbagai bagian negara, Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky menuduh tentara Rusia melakukan penyiksaan dan penculikan di daerah yang mereka kuasai. Pemerintah Ukraina telah menghentikan evakuasi kemanusiaan untuk hari kedua, dengan mengatakan pasukan Rusia menargetkan koridor evakuasi sipil.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan, Rusia menembaki dan memblokir rute evakuasi kemanusiaan. Evakuasi kemanusiaan telah berulang kali dihentikan sejak perang dimulai setelah konvoi sipil diserang.

Menurut Vereshchuk, pemerintah telah menegosiasikan perjalanan dari Mariupol dan Berdyansk, di antara kota-kota lain, serta dari wilayah Luhansk. Pemerintah Luhansk mengatakan, empat warga sipil yang mencoba melarikan diri dari wilayah itu ditembak mati oleh pasukan Rusia.



Jatuhnya Mariupol, yang telah menjadi puing-puing dalam pengepungan selama tujuh minggu, akan memberikan kemenangan terbesar bagi Moskow dalam perang tersebut. Tetapi beberapa ribu pejuang, menurut perkiraan Rusia, berpegangan pada pabrik baja raksasa Azovstal seluas 11 kilometer persegi (4 mil persegi).

“Kami akan berjuang sampai akhir, untuk menang, dalam perang ini,” Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal bersumpah pada Minggu di ABC “This Week.” Dia mengatakan, Ukraina siap untuk mengakhiri perang melalui diplomasi jika memungkinkan. “Tetapi kami tidak memiliki niat untuk menyerah," tegasnya.

“Banyak warga sipil Mariupol, termasuk anak-anak, juga berlindung di pabrik Azovstal,” kata Mikhail Vershinin, kepala polisi patroli kota, kepada televisi Mariupol. Dia mengatakan, mereka bersembunyi dari penembakan Rusia dan dari tentara Rusia.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More