Ukraina Dilaporkan Kirim Daftar Permintaan Senjata ke AS
Kamis, 31 Maret 2022 - 22:07 WIB
WASHINGTON - Ukraina minggu ini telah mengirim ke Washington daftar terbaru dari senjata untuk meneruskan perjuangan mereka menghadapi Rusia. Demikian laporan CNN setelah mendapatkan dokumen tersebut.
Kiev dikatakan telah meminta drone pengintai dan serang, radar taktis, sistem anti-drone peperangan elektronik, dan pesawat pendukung jarak dekat.
Ukraina telah mengirimkan beberapa daftar keinginan ke AS selama beberapa minggu terakhir. Salah satunya, terungkap pekan lalu, meminta 1.000 rudal anti-pesawat dan anti-tank portabel manusia per hari.
Daftar permintaan baru itu menguraikan 17 item prioritas, termasuk drone kamikaze Switchblade. Pesawat tak berawak itu termasuk dalam paket bantuan militer senilai USD800 juta dari Presiden Joe Biden untuk Ukraina yang diumumkan pada 16 Maret lalu.
Pesawat militer yang diminta oleh Ukraina adalah Sukhoi Su-25s – jet yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet dan kemudian Rusia. Ukraina mewarisi lusinan pesawat jenis itu selama runtuhnya Uni Soviet, tetapi dilaporkan hanya 17 yang masih beroperasi pada tahun lalu.
CNN mengatakan, antara lain, Kiev sekarang mencari sistem artileri, rudal anti-kapal, peralatan pengawasan optik dan pesawat untuk mengangkut senjata. Ukraina juga ingin negara-negara tetangga memberikan dukungan logistik kepada angkatan bersenjatanya dengan merawat yang terluka dan memperbaiki perangkat keras militernya yang rusak seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (31/3/2022).
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Kiev dikatakan telah meminta drone pengintai dan serang, radar taktis, sistem anti-drone peperangan elektronik, dan pesawat pendukung jarak dekat.
Ukraina telah mengirimkan beberapa daftar keinginan ke AS selama beberapa minggu terakhir. Salah satunya, terungkap pekan lalu, meminta 1.000 rudal anti-pesawat dan anti-tank portabel manusia per hari.
Daftar permintaan baru itu menguraikan 17 item prioritas, termasuk drone kamikaze Switchblade. Pesawat tak berawak itu termasuk dalam paket bantuan militer senilai USD800 juta dari Presiden Joe Biden untuk Ukraina yang diumumkan pada 16 Maret lalu.
Pesawat militer yang diminta oleh Ukraina adalah Sukhoi Su-25s – jet yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet dan kemudian Rusia. Ukraina mewarisi lusinan pesawat jenis itu selama runtuhnya Uni Soviet, tetapi dilaporkan hanya 17 yang masih beroperasi pada tahun lalu.
CNN mengatakan, antara lain, Kiev sekarang mencari sistem artileri, rudal anti-kapal, peralatan pengawasan optik dan pesawat untuk mengangkut senjata. Ukraina juga ingin negara-negara tetangga memberikan dukungan logistik kepada angkatan bersenjatanya dengan merawat yang terluka dan memperbaiki perangkat keras militernya yang rusak seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (31/3/2022).
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(ian)
tulis komentar anda