Turki Temukan Ranjau Laut di Dekat Perbatasan Uni Eropa

Selasa, 29 Maret 2022 - 10:08 WIB
Kapal perang Turki menggelar latihan di wilayah perairannya. Foto/REUTERS
ANKARA - Satu ranjau laut telah terdeteksi di Laut Hitam di lepas pantai utara Turki, dekat perbatasan dengan Bulgaria. Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan hal itu pada Senin (28/3/2022).

“Tim pencari ranjau dari Underwater Defense (SAS) telah dikerahkan ke daerah tidak jauh dari kota pelabuhan Igneada untuk menonaktifkan perangkat tersebut,” papar Kemhan Turki di Twitter, dilansir RT.com.

Turki telah menetralisir ranjau liar di dekat selat Bosphorus pada Sabtu. Ranjau itu digambarkan sebagai "tipe lama" yang telah digunakan militer Soviet selama Perang Dunia II.





Penemuan itu menyebabkan penghentian singkat lalu lintas di sepanjang Bosphorus, arteri transportasi utama yang menghubungkan Laut Hitam dan Mediterania.



Pihak berwenang Turki juga telah melarang penangkapan ikan pada malam hari di Laut Hitam.



Laporan media pada akhir pekan mengklaim ranjau kedua telah ditemukan dan dihancurkan di daerah tersebut.

Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) sebelumnya telah memperingatkan sejumlah ranjau laut antik, yang dikatakan ditanam Ukraina di sepanjang pantai Laut Hitam setelah operasi militer Rusia di negara itu, telah terlepas dari jangkarnya karena cuaca badai dan hanyut.

Kiev membantah klaim tersebut, menggambarkannya sebagai disinformasi Rusia yang berfungsi sebagai dalih untuk menutup bagian laut.

Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina lebih dari sebulan yang lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan pengakuan Rusia atas kemerdekaan republik Donetsk dan Lugansk di Donbass.

Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev bersikeras serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya telah merencanakan merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More