Politisi Lokal Rusia Pidato Anti-Perang dan Kecam Putusan Putin
Senin, 28 Maret 2022 - 22:39 WIB
MOSKOW - Seorang anggota dewan lokal di Rusia selatan, Nina Belyayeva, mengkritik invasi Moskow ke Ukraina . Ia bahkan menyebutnya sebagai kejahatan perang dan berkewajiban untuk berbicara, serta siap untuk menghadapi konsekuensinya.
Dewan Distrik Semiluksky di Voronezh, sekitar 500 km selatan Moskow, telah meminta penegak hukum untuk menyelidiki Belyayeva atas tuduhan ekstremisme, setelah dia membuat komentar pada pertemuan 22 Maret lalu.
Meski demikian, Belyayeva bergeming. "Saya tidak takut," katanya pada Reuters. Belyayeva dikenal sebagai seorang pengacara dan penganut Kristen yang taat. "Paling tidak yang ingin saya lakukan adalah mengatakan bahwa saya menentang apa yang sedang terjadi," lanjutnya.
Pada sesi 22 Maret Dewan Semiluksky, Belyayeva turun ke lantai dan mengatakan dia menentang keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina. "Saya menganggap apa yang terjadi di sana sebagai kejahatan perang," katanya dalam video ponsel yang kemudian diposting di media sosial.
Anggota dewan lainnya menyela, dengan satu bertanya: "Apa yang terjadi di kepala Anda?" dan yang lain mengatakan: "Dan bagaimana dengan tentara kita yang memberikan hidup mereka?" Seorang anggota dewan menuduhnya mendorong tentara Rusia untuk menyerah, tuduhan yang dibantahnya.
Mengangkat suaranya untuk membuat dirinya didengar, Belyayeva mengatakan pembenaran Kremlin untuk invasi itu salah. "Tidak ada satu pun bukti bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menyerang Rusia. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada," katanya.
Keputusan Belyayeva untuk berbicara dan mengecam kebijakan Moskod tidak biasa terjadi di Rusia. Banyak orang Rusia tampaknya mendukung perang, sementara yang lain menyimpan pendapat mereka sendiri. Para pejabat Rusia sendiri telah membantah melakukan kejahatan perang dan mengatakan pasukan mereka di Ukraina tidak menargetkan warga sipil.
Kritik publik terhadap perang membawa risiko. Ribuan orang Rusia yang ambil bagian dalam protes telah ditahan selama sebulan terakhir, dan seorang produser TV pemerintah yang menyela buletin berita langsung yang memegang tanda anti-perang, telah didenda.
Belyayeva mengatakan, sejak rekaman sesi dewan menyebar di media sosial, dia telah menerima beberapa komentar negatif, tetapi sebagian besar pesan dukungan. "Bagi banyak orang, fakta bahwa saya berbicara juga berdampak: 'Anda tahu, saya tidak sendirian. Nina Belyayeva juga percaya akan hal itu.' Itu adalah tujuan saya."
Reuters mengirim permintaan komentar tentang kasus Belyayeva ke Kremlin dan ke komite investigasi untuk wilayah Voronezh, yang menyelidiki kejahatan berat. Tidak ada yang menjawab permintaan itu.
Pada 24 Februari, Rusia memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut itu sebagai dalih tak berdasar untuk perang tak beralasan.
Dewan Distrik Semiluksky di Voronezh, sekitar 500 km selatan Moskow, telah meminta penegak hukum untuk menyelidiki Belyayeva atas tuduhan ekstremisme, setelah dia membuat komentar pada pertemuan 22 Maret lalu.
Meski demikian, Belyayeva bergeming. "Saya tidak takut," katanya pada Reuters. Belyayeva dikenal sebagai seorang pengacara dan penganut Kristen yang taat. "Paling tidak yang ingin saya lakukan adalah mengatakan bahwa saya menentang apa yang sedang terjadi," lanjutnya.
Pada sesi 22 Maret Dewan Semiluksky, Belyayeva turun ke lantai dan mengatakan dia menentang keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina. "Saya menganggap apa yang terjadi di sana sebagai kejahatan perang," katanya dalam video ponsel yang kemudian diposting di media sosial.
Anggota dewan lainnya menyela, dengan satu bertanya: "Apa yang terjadi di kepala Anda?" dan yang lain mengatakan: "Dan bagaimana dengan tentara kita yang memberikan hidup mereka?" Seorang anggota dewan menuduhnya mendorong tentara Rusia untuk menyerah, tuduhan yang dibantahnya.
Mengangkat suaranya untuk membuat dirinya didengar, Belyayeva mengatakan pembenaran Kremlin untuk invasi itu salah. "Tidak ada satu pun bukti bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menyerang Rusia. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada," katanya.
Keputusan Belyayeva untuk berbicara dan mengecam kebijakan Moskod tidak biasa terjadi di Rusia. Banyak orang Rusia tampaknya mendukung perang, sementara yang lain menyimpan pendapat mereka sendiri. Para pejabat Rusia sendiri telah membantah melakukan kejahatan perang dan mengatakan pasukan mereka di Ukraina tidak menargetkan warga sipil.
Kritik publik terhadap perang membawa risiko. Ribuan orang Rusia yang ambil bagian dalam protes telah ditahan selama sebulan terakhir, dan seorang produser TV pemerintah yang menyela buletin berita langsung yang memegang tanda anti-perang, telah didenda.
Belyayeva mengatakan, sejak rekaman sesi dewan menyebar di media sosial, dia telah menerima beberapa komentar negatif, tetapi sebagian besar pesan dukungan. "Bagi banyak orang, fakta bahwa saya berbicara juga berdampak: 'Anda tahu, saya tidak sendirian. Nina Belyayeva juga percaya akan hal itu.' Itu adalah tujuan saya."
Reuters mengirim permintaan komentar tentang kasus Belyayeva ke Kremlin dan ke komite investigasi untuk wilayah Voronezh, yang menyelidiki kejahatan berat. Tidak ada yang menjawab permintaan itu.
Pada 24 Februari, Rusia memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut itu sebagai dalih tak berdasar untuk perang tak beralasan.
(esn)
tulis komentar anda