Jenderal Rusia Kembali Tewas, Ketujuh Selama Invasi
Sabtu, 26 Maret 2022 - 20:13 WIB
Tidak biasa bagi perwira senior Rusia untuk berada begitu dekat dengan medan perang, dan pejabat barat percaya bahwa mereka telah dipaksa untuk bergerak ke garis depan untuk menghadapi moral yang rendah di antara pasukan Rusia.
Perlawanan Ukraina yang kuat secara tak terduga, peralatan Rusia yang buruk, dan jumlah korban tewas yang tinggi di antara pasukan Rusia, semuanya dianggap berkontribusi pada jatuhnya moral pasukan.
Pasukan Rusia diyakini sebagian mengandalkan sistem komunikasi terbuka, misalnya ponsel dan radio analog, yang mudah disadap dan dapat memberikan lokasi perwira tinggi.
Seseorang di dalam lingkaran dalam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Ukraina memiliki tim intelijen militer yang didedikasikan untuk menargetkan perwira Rusia.
Pada hari Jumat, seorang pejabat barat melaporkan bahwa seorang kolonel Rusia telah sengaja ditabrak dan dibunuh oleh anak buahnya sendiri, sebagai akibat dari skala kerugian yang diambil oleh brigadenya.
"Pembunuhan komandan brigade senapan motor ke-37 memberikan wawasan tentang beberapa tantangan moral yang dihadapi pasukan Rusia," kata pejabat itu.
Sejauh ini, Presiden Rusia Vladimir Putin hanya mengacu pada kematian satu jenderal, yang diduga Mayjen Andrey Sukhovetsky, dalam pidatonya segera setelah dimulainya perang.
Rusia mengatakan 1.351 tentara tewas sejak perang dimulai di Ukraina, meskipun pejabat Kiev dan Barat mengatakan jumlahnya jauh lebih banyak.
Perlawanan Ukraina yang kuat secara tak terduga, peralatan Rusia yang buruk, dan jumlah korban tewas yang tinggi di antara pasukan Rusia, semuanya dianggap berkontribusi pada jatuhnya moral pasukan.
Pasukan Rusia diyakini sebagian mengandalkan sistem komunikasi terbuka, misalnya ponsel dan radio analog, yang mudah disadap dan dapat memberikan lokasi perwira tinggi.
Seseorang di dalam lingkaran dalam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Ukraina memiliki tim intelijen militer yang didedikasikan untuk menargetkan perwira Rusia.
Pada hari Jumat, seorang pejabat barat melaporkan bahwa seorang kolonel Rusia telah sengaja ditabrak dan dibunuh oleh anak buahnya sendiri, sebagai akibat dari skala kerugian yang diambil oleh brigadenya.
"Pembunuhan komandan brigade senapan motor ke-37 memberikan wawasan tentang beberapa tantangan moral yang dihadapi pasukan Rusia," kata pejabat itu.
Sejauh ini, Presiden Rusia Vladimir Putin hanya mengacu pada kematian satu jenderal, yang diduga Mayjen Andrey Sukhovetsky, dalam pidatonya segera setelah dimulainya perang.
Rusia mengatakan 1.351 tentara tewas sejak perang dimulai di Ukraina, meskipun pejabat Kiev dan Barat mengatakan jumlahnya jauh lebih banyak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda