Heboh, Pidato Live Putin Terputus saat Puji Invasi Rusia ke Ukraina

Sabtu, 19 Maret 2022 - 04:39 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato memuji tentaranya dalam operasi militer di Ukraina. Foto/Sputnik/Vladimir Astapkovich
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (18/3/2022) berpidato di depan puluhan ribu orang di stadion Luzhniki, Moskow, dan disiarkan langsung televisi. Namun, transmisi tiba-tiba terputus saat sang presiden menyampaikan pujian kepada tentaranya dalam operasi militer di Ukraina .

Acara di stadion yang penuh sesak itu sebenarnya untuk menandai ulang tahun kedelapan aneksasi Crimea.

Moskow selama ini menolak narasi aneksasi atau pencaplokan Crimea. Menurut Moskow, wilayah itu memilih bergabung dengan Federasi Rusia setelah melepaskan diri dari Ukraina tahun 2014.



Televisi pemerintah Rusia tiba-tiba memutuskan transmisi ketika Putin memuji apa yang disebut Rusia sebagai operasi khusus di Ukraina dan keberanian tentaranya.



Televisi itu kemudian menayangkan pidato lengkap, yang berakhir beberapa detik setelah cutaway dengan Putin meninggalkan panggung ketika ribuan penonton mengibarkan bendera Rusia di stadion yang berkapasitas 80.000 orang.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip kantor berita RIA, mengatakan kesalahan server telah menyebabkan gangguan tersebut.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam upaya untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya.

Dalam pidatonya, Putin menggambarkan tujuan militer Rusia di Ukraina adalah melakukan demiliterisasi dan de-Nazifikasi.

"Membebaskan rakyat Donbass dari genosida yang dilancarkan terhadap mereka adalah tujuan utama dari operasi khusus Rusia di Ukraina, kata Putin.

"[Penduduk Donbass], yang tidak setuju dengan kudeta [2014 di Kiev], segera dipukul dengan operasi militer hukuman. Blokade segera diberlakukan terhadap orang-orang ini. Mereka menjadi sasaran penembakan sistematis, serangan udara . Inilah yang disebut 'genosida'," paparnya.

Dia menambahkan bahwa demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina akan dilakukan dan semua "penjahat perang" yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Donbass, akan dihukum. Dia mengklarifikasi bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan "genosida" di sana.

Presiden Rusia memerintahkan dimulainya operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari menyusul permintaan dari Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk (DPR dan LPR) untuk melindungi mereka dari serangan pasukan Ukraina dan batalyon nasionalis-nya.

Putin menyatakan bahwa Rusia tidak punya pilihan lain selain campur tangan untuk membantu republik Donbass yang baru diakui sebagai negara merdeka oleh Rusia.

Dia menggambarkan tujuan operasi sebagai demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina dan bersumpah bahwa angkatan bersenjata Rusia hanya akan menargetkan tujuan militer.

Kremlin juga telah berulang kali menolak klaim oleh pemerintah asing dan media bahwa operasi itu adalah "invasi". Rusia menekankan bahwa pasukannya tidak memiliki tujuan untuk merebut Ukraina dan hanya berusaha untuk melucuti senjata dan menghilangkan ancaman nasionalis.

Meskipun demikian, negara-negara di Barat menampar Rusia dengan sanksi ekonomi paling keras hingga saat ini, menargetkan sektor perbankan dan energi ekonomi, serta Bank Sentral dan secara ilegal membekukan cadangan devisa Rusia.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More