Frustrasi, Zelensky: Ukraina Harus Terima Kenyataan Tak Bisa Gabung NATO
Rabu, 16 Maret 2022 - 01:08 WIB
KIEV - Presiden Volodymyr Zelensky meluapkan frustrasinya tentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO berakhir sia-sia. Dia mengatakan negaranya harus menerima kenyataantidak bisa bergabung dengan aliansi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut.
Itu disampaikannya kepada perwakilan Pasukan Ekspedisi Gabungan (JEF) yang dipimpin Inggris melalui pesan video pada Selasa (15/3/2022) ketika invasi Rusia ke Ukraina sudah mendekati minggu keempat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip keinginan Kiev untuk bergabung dengan NATO sebagai alasan untuk meluncurkan serangan yang saat ini sedang berlangsung.
Dalam pesan videonya, Zelensky meningkatkan kritiknya terhadap NATO dengan mempertanyakan komitmen aliansi terhadap klausul pertahanan kolektif Pasal 5. Hal itu disampaikan setelah NATO menolak mengirim pasukannya untuk membela Ukraina melawan pasukan Rusia.
"Pasal 5 tidak pernah terlihat selemah seperti sekarang ini,” katanya. Menurutnya, agresi Rusia telah “menghipnotis” NATO.
Zelensky berekspektasi bahwa NATO akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap salah satu anggotanya yang diserang oleh Rusia.
Sebelumnya, NATO menepis ekspektasi tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pekan lalu bahwa AS memiliki komitmen "suci" terhadap Pasal 5 jaminan pertahanan timbal balik antara negara-negara anggota aliansi.
Juga dalam video itu, Zelensky mengatakan Ukraina harus menerima bahwa tidak ada pintu yang terbuka bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
"Kami mendengar selama bertahun-tahun tentang pintu yang terbuka [dari NATO]... kami telah mendengar bahwa kami tidak akan dapat bergabung," ujarnya, seperti dikutip dari The Independent, Rabu (16/3/2022) .
"Jika kami tidak bisa masuk melalui pintu terbuka, maka kami harus bekerja sama dengan asosiasi yang kami bisa, yang akan membantu kami, melindungi kami...dan memiliki jaminan terpisah."
Pidato Zelensky muncul setelah NATO menolak permintaan berulang kali dari Kiev untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina.
Sekutu Barat Ukraina mengatakan bahwa zona larangan terbang akan mengharuskan penembakan jatuh pesawat Rusia, yang kemungkinan akan memicu perang global dengan Rusia.
Zelensky kemudian mendesak NATO untuk mengirim jet tempur ke negaranya yang terkepung jika zona larangan terbang tidak dapat diberlakukan. Itu pun juga tidak bisa dipenuhi.
Sementara itu, serangkaian serangan menghantam daerah perumahan di Kiev saat pemboman Rusia ke Ukraina beringsut lebih dekat ke pusat ibu kota.
Menurut Zelensky, puluhan orang tewas akibat ledakan besar yang terlihat sebelum fajar di barat Kiev, termasuk di empat gedung apartemen bertingkat.
Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengumumkan jam malam baru untuk kota itu, dengan mengatakan jam malam akan berlangsung selama 35 jam dari pukul 20.00 malam pada hari Selasa sampai pukul 07.00 pagi pada hari Kamis.
Serangan Rusia berlanjut ketika para pemimpin Polandia, Slovenia, dan Republik Ceko menuju ke Kiev, kota yang sejauh ini gagal direbut oleh pasukan Rusia.
"Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk menyatakan dukungan tegas Uni Eropa untuk Ukraina dan kebebasan serta kemerdekaannya," tulis Perdana Menteri Ceko Petr Fiala di Twitter.
Di Mariupol, warga sipil dengan 2.000 mobil melarikan diri melalui koridor kemanusiaan di tempat yang diyakini sebagai evakuasi terbesar dari kota pelabuhan Laut Hitam—yang telah dilanda beberapa serangan paling dahsyat yang terlihat selama invasi pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Itu disampaikannya kepada perwakilan Pasukan Ekspedisi Gabungan (JEF) yang dipimpin Inggris melalui pesan video pada Selasa (15/3/2022) ketika invasi Rusia ke Ukraina sudah mendekati minggu keempat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip keinginan Kiev untuk bergabung dengan NATO sebagai alasan untuk meluncurkan serangan yang saat ini sedang berlangsung.
Dalam pesan videonya, Zelensky meningkatkan kritiknya terhadap NATO dengan mempertanyakan komitmen aliansi terhadap klausul pertahanan kolektif Pasal 5. Hal itu disampaikan setelah NATO menolak mengirim pasukannya untuk membela Ukraina melawan pasukan Rusia.
"Pasal 5 tidak pernah terlihat selemah seperti sekarang ini,” katanya. Menurutnya, agresi Rusia telah “menghipnotis” NATO.
Zelensky berekspektasi bahwa NATO akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap salah satu anggotanya yang diserang oleh Rusia.
Sebelumnya, NATO menepis ekspektasi tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pekan lalu bahwa AS memiliki komitmen "suci" terhadap Pasal 5 jaminan pertahanan timbal balik antara negara-negara anggota aliansi.
Juga dalam video itu, Zelensky mengatakan Ukraina harus menerima bahwa tidak ada pintu yang terbuka bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
"Kami mendengar selama bertahun-tahun tentang pintu yang terbuka [dari NATO]... kami telah mendengar bahwa kami tidak akan dapat bergabung," ujarnya, seperti dikutip dari The Independent, Rabu (16/3/2022) .
"Jika kami tidak bisa masuk melalui pintu terbuka, maka kami harus bekerja sama dengan asosiasi yang kami bisa, yang akan membantu kami, melindungi kami...dan memiliki jaminan terpisah."
Pidato Zelensky muncul setelah NATO menolak permintaan berulang kali dari Kiev untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina.
Sekutu Barat Ukraina mengatakan bahwa zona larangan terbang akan mengharuskan penembakan jatuh pesawat Rusia, yang kemungkinan akan memicu perang global dengan Rusia.
Zelensky kemudian mendesak NATO untuk mengirim jet tempur ke negaranya yang terkepung jika zona larangan terbang tidak dapat diberlakukan. Itu pun juga tidak bisa dipenuhi.
Sementara itu, serangkaian serangan menghantam daerah perumahan di Kiev saat pemboman Rusia ke Ukraina beringsut lebih dekat ke pusat ibu kota.
Menurut Zelensky, puluhan orang tewas akibat ledakan besar yang terlihat sebelum fajar di barat Kiev, termasuk di empat gedung apartemen bertingkat.
Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengumumkan jam malam baru untuk kota itu, dengan mengatakan jam malam akan berlangsung selama 35 jam dari pukul 20.00 malam pada hari Selasa sampai pukul 07.00 pagi pada hari Kamis.
Serangan Rusia berlanjut ketika para pemimpin Polandia, Slovenia, dan Republik Ceko menuju ke Kiev, kota yang sejauh ini gagal direbut oleh pasukan Rusia.
"Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk menyatakan dukungan tegas Uni Eropa untuk Ukraina dan kebebasan serta kemerdekaannya," tulis Perdana Menteri Ceko Petr Fiala di Twitter.
Di Mariupol, warga sipil dengan 2.000 mobil melarikan diri melalui koridor kemanusiaan di tempat yang diyakini sebagai evakuasi terbesar dari kota pelabuhan Laut Hitam—yang telah dilanda beberapa serangan paling dahsyat yang terlihat selama invasi pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
(min)
tulis komentar anda