Herat Jatuh ke Tangan Taliban, Tentara Afghanistan Memohon Amnesti
Minggu, 13 Maret 2022 - 19:43 WIB
HERAT - Ribuan tentara Afghanistan memadati kantor gubernur di kota barat Herat mencari Taliban . Namun, ribuan tentara itu bukan ingin memerangi Taliban, tetapi untuk mencari amnesti.
Kota terbesar ketiga di Afghanistan jatuh tanpa perlawanan pada Kamis (10/3/2022), saat pasukan pemerintah mundur dan panglima perang terkenal Herat, Ismail Khan ditahan oleh pemberontak.
Dengan ketakutan akan pembalasan kekerasan yang tumbuh saat Taliban semakin dekat dengan pengambilalihan penuh negara itu, tentara Afghanistan di Herat - hampir semuanya berpakaian sipil - berkumpul pada hari Sabtu untuk mencoba mendapatkan surat amnesti.
Di dalam kantor yang pernah menjadi kantor Gubernur Herat, para anggota Taliban duduk di sofa - beberapa menenteng senapan militer Amerika - saat mereka menuliskan nama dan meninjau daftar yang tersebar di meja kopi berlapis kaca.
Pada alat tulis dengan kop surat Taliban, seseorang menulis catatan amnesti - beberapa jangka panjang, beberapa hanya berlaku untuk beberapa hari.
Seorang tentara Afghanistan di kompleks itu mengatakan kepada AFP bahwa unitnya dikepung oleh Taliban sebelum jatuhnya kota itu. Sekarang dia hanya ingin keamanan.
"Saya datang ke sini untuk mendapatkan surat amnesti untuk pergi ke luar kota," kata Ahmed Shahidi. "Sampai aku menemukan tempat di mana aku bisa tetap aman di masa depan," lanjutnya.
Kota terbesar ketiga di Afghanistan jatuh tanpa perlawanan pada Kamis (10/3/2022), saat pasukan pemerintah mundur dan panglima perang terkenal Herat, Ismail Khan ditahan oleh pemberontak.
Dengan ketakutan akan pembalasan kekerasan yang tumbuh saat Taliban semakin dekat dengan pengambilalihan penuh negara itu, tentara Afghanistan di Herat - hampir semuanya berpakaian sipil - berkumpul pada hari Sabtu untuk mencoba mendapatkan surat amnesti.
Di dalam kantor yang pernah menjadi kantor Gubernur Herat, para anggota Taliban duduk di sofa - beberapa menenteng senapan militer Amerika - saat mereka menuliskan nama dan meninjau daftar yang tersebar di meja kopi berlapis kaca.
Pada alat tulis dengan kop surat Taliban, seseorang menulis catatan amnesti - beberapa jangka panjang, beberapa hanya berlaku untuk beberapa hari.
Seorang tentara Afghanistan di kompleks itu mengatakan kepada AFP bahwa unitnya dikepung oleh Taliban sebelum jatuhnya kota itu. Sekarang dia hanya ingin keamanan.
"Saya datang ke sini untuk mendapatkan surat amnesti untuk pergi ke luar kota," kata Ahmed Shahidi. "Sampai aku menemukan tempat di mana aku bisa tetap aman di masa depan," lanjutnya.
tulis komentar anda