Beberapa Tentara Inggris Membangkang Perintah, Diduga Ikut Perang di Ukraina
Kamis, 10 Maret 2022 - 10:53 WIB
LONDON - Angkatan Darat Inggris dilaporkan berusaha melacak beberapa tentaranya yang dicurigai melakukan perjalanan ke Ukraina untuk ikut perang melawan Rusia.
Pembangkangan perintah oleh para tentara itu terjadi meskipun pemerintah Inggris menyatakan keinginan menghindari terlibat konflik militer Ukraina-Rusia.
"Kami mengetahui sejumlah kecil tentara individu yang telah melanggar perintah dan pergi tanpa izin, dan mungkin telah melakukan perjalanan ke Ukraina dalam kapasitas pribadi," ungkap juru bicara Angkatan Darat Inggris kepada Sky News, Rabu (9/3/2022).
Juru bicara itu menambahkan, “Kami secara aktif dan sangat mendorong mereka untuk kembali ke Inggris.”
Anggota militer Inggris saat ini dilarang bepergian ke Ukraina dengan alasan apa pun, bahkan jika mereka telah diberikan cuti.
Juru bicara itu mengatakan, “Mereka yang melanggar aturan itu akan menghadapi konsekuensi disiplin dan administratif."
Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen Inggris bahwa setiap anggota militer yang bergabung dalam pertempuran di Ukraina akan dituntut ketika mereka kembali.
Dia mengatakan warga sipil Inggris sangat tidak dianjurkan menjadi sukarelawan untuk berperang bersama pasukan Ukraina.
Hukum Inggris melarang warga Inggris berperang untuk melayani negara asing mana pun yang berperang dengan negara yang damai dengan Inggris.
Berita tentang kemungkinan desersi Inggris muncul satu pekan setelah polisi Paris menahan 14 Legiuner Asing Prancis asal Ukraina yang dihentikan di bus tujuan Ukraina.
Para prajurit, lima orang di antaranya melawan perintah, diduga melakukan perjalanan untuk memperjuangkan negara asalnya, Ukraina.
Sembilan Legiuner lainnya telah diberikan izin untuk pergi ke Polandia dan menemukan anggota keluarga yang melarikan diri dari Ukraina, tetapi mereka dilarang melintasi perbatasan ke bekas republik Soviet itu. Legiun Asing adalah cabang dari Angkatan Darat Prancis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit akhir bulan lalu untuk membentuk legiun internasional untuk berperang bersama pasukan pemerintah Kiev melawan Rusia.
Beberapa negara anggota NATO telah mengizinkan warga sipil berperang di Ukraina sebagai sukarelawan, tetapi mereka telah bersumpah untuk tidak mengirim pasukan resmi mereka sendiri.
Laporan juga muncul tentang pengerahan ribuan tentara bayaran yang didanai sejumlah negara, baik secara resmi atau ilegal.
Pembangkangan perintah oleh para tentara itu terjadi meskipun pemerintah Inggris menyatakan keinginan menghindari terlibat konflik militer Ukraina-Rusia.
"Kami mengetahui sejumlah kecil tentara individu yang telah melanggar perintah dan pergi tanpa izin, dan mungkin telah melakukan perjalanan ke Ukraina dalam kapasitas pribadi," ungkap juru bicara Angkatan Darat Inggris kepada Sky News, Rabu (9/3/2022).
Juru bicara itu menambahkan, “Kami secara aktif dan sangat mendorong mereka untuk kembali ke Inggris.”
Anggota militer Inggris saat ini dilarang bepergian ke Ukraina dengan alasan apa pun, bahkan jika mereka telah diberikan cuti.
Juru bicara itu mengatakan, “Mereka yang melanggar aturan itu akan menghadapi konsekuensi disiplin dan administratif."
Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen Inggris bahwa setiap anggota militer yang bergabung dalam pertempuran di Ukraina akan dituntut ketika mereka kembali.
Dia mengatakan warga sipil Inggris sangat tidak dianjurkan menjadi sukarelawan untuk berperang bersama pasukan Ukraina.
Hukum Inggris melarang warga Inggris berperang untuk melayani negara asing mana pun yang berperang dengan negara yang damai dengan Inggris.
Berita tentang kemungkinan desersi Inggris muncul satu pekan setelah polisi Paris menahan 14 Legiuner Asing Prancis asal Ukraina yang dihentikan di bus tujuan Ukraina.
Para prajurit, lima orang di antaranya melawan perintah, diduga melakukan perjalanan untuk memperjuangkan negara asalnya, Ukraina.
Sembilan Legiuner lainnya telah diberikan izin untuk pergi ke Polandia dan menemukan anggota keluarga yang melarikan diri dari Ukraina, tetapi mereka dilarang melintasi perbatasan ke bekas republik Soviet itu. Legiun Asing adalah cabang dari Angkatan Darat Prancis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit akhir bulan lalu untuk membentuk legiun internasional untuk berperang bersama pasukan pemerintah Kiev melawan Rusia.
Beberapa negara anggota NATO telah mengizinkan warga sipil berperang di Ukraina sebagai sukarelawan, tetapi mereka telah bersumpah untuk tidak mengirim pasukan resmi mereka sendiri.
Laporan juga muncul tentang pengerahan ribuan tentara bayaran yang didanai sejumlah negara, baik secara resmi atau ilegal.
(sya)
tulis komentar anda