Ukraina: 9 Hari Pengepungan Mariupol Tewaskan 1.207 Warga Sipil
loading...
A
A
A
KIEV - Sebanyak 1.207 warga sipil tewas dalam pengepungan sembilan hari oleh pasukan Rusia di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. Pernyataan itu diungkapkan otoritas setempat pada Rabu (9/3/2022).
“Sembilan hari pertama pengepungan Rusia menyaksikan 1.207 penduduk Mariupol yang damai itu sekarat,” papar pernyataan otoritas kota tenggara di Laut Azov memposting di Telegram.
Diminta untuk mengkonfirmasi jumlah korban, layanan pers kepresidenan Ukraina mengatakan, “Kami tidak memiliki angka pasti. Tapi sebelumnya, itu benar.”
Pada Rabu (9/3/2022), serangan udara Rusia merusak rumah sakit anak-anak di kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa itu, melukai 17 staf.
Serangan itu dikutuk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "kekejaman" dan digambarkan sebagai "biadab" oleh Gedung Putih.
Pemerintah kota mengatakan, “Mariupol telah mengalami sembilan hari penembakan terus menerus terhadap penduduk sipil dengan setengah juta orang tanpa lampu, air, panas dan komunikasi."
Beberapa upaya evakuasi telah gagal dan ombudsman Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan pada Rabu bahwa kota itu menghadapi krisis kemanusiaan.
“Sembilan hari pertama pengepungan Rusia menyaksikan 1.207 penduduk Mariupol yang damai itu sekarat,” papar pernyataan otoritas kota tenggara di Laut Azov memposting di Telegram.
Diminta untuk mengkonfirmasi jumlah korban, layanan pers kepresidenan Ukraina mengatakan, “Kami tidak memiliki angka pasti. Tapi sebelumnya, itu benar.”
Pada Rabu (9/3/2022), serangan udara Rusia merusak rumah sakit anak-anak di kota berpenduduk lebih dari 400.000 jiwa itu, melukai 17 staf.
Serangan itu dikutuk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "kekejaman" dan digambarkan sebagai "biadab" oleh Gedung Putih.
Pemerintah kota mengatakan, “Mariupol telah mengalami sembilan hari penembakan terus menerus terhadap penduduk sipil dengan setengah juta orang tanpa lampu, air, panas dan komunikasi."
Beberapa upaya evakuasi telah gagal dan ombudsman Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan pada Rabu bahwa kota itu menghadapi krisis kemanusiaan.